Mohon tunggu...
Brigita PhilokaliaLaras
Brigita PhilokaliaLaras Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi 2022

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbagai Plot Twist Pasangan Prabowo-Gibran Bagi Bangsa Indonesia

4 November 2024   21:36 Diperbarui: 4 November 2024   21:41 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencakup tokoh-tokoh berpengalaman dari beragam latar belakang di posisi menteri dan wakil menteri. Misalnya, Budi Gunawan diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, dengan Lodewijk Freidrich Paulus sebagai wakilnya, dan Airlangga Hartarto bertanggung jawab atas Bidang Perekonomian. Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono memimpin koordinasi pembangunan infrastruktur dan kewilayahan. Beberapa posisi menteri penting diisi oleh tokoh-tokoh yang sudah dikenal luas, seperti Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan, didampingi oleh Thomas Djiwandono dan Suahasil Nazara sebagai wakilnya. Di sektor kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjabat sebagai Menteri Kesehatan dengan Dante Saksono Harbuwono sebagai wakilnya. 

Pada bidang pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin dipercaya sebagai Menteri Pertahanan, dengan Donny Ermawan sebagai wakilnya. Selain itu, bidang pendidikan dipecah menjadi beberapa sektor. Abdul Mu'ti bertanggung jawab atas Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Fajar Riza Ulhaq sebagai wakilnya, sementara Satryo Soemantri Brodjonegoro mengemban tugas sebagai Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi. Kabinet ini juga melibatkan tokoh baru seperti Widiyanti Putri, yang berperan sebagai Menteri Pariwisata, dan Arifatul Choiri Fauzi, yang bertugas sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Keduanya membawa pengalaman dari bidang masing-masing, seperti agribisnis dan organisasi kemasyarakatan. Komposisi beragam ini dirancang untuk menghadirkan pengalaman serta keahlian yang diharapkan dapat memperkuat pembangunan nasional di berbagai sektor.

Jumlah Menteri dalam Pemerintahan Indonesia dari Masa ke Masa

Pada kepemimpinan Presiden Sukarno yang memimpin Indonesia selama 21 tahun dari 1945-1966 ada 3 kabinet. Era Perjuangan Kemerdekaan (1945-1939) dengan jumlah menteri 12-37 orang, Era Demokrasi Parlementer (1949-1959) berjumlah 10-25 orang menteri, dan Era Demokrasi Terpimpin (1959-1966) terdapat jumlah menteri 33-132 orang. Di masa kepemimpinan Presiden Soeharto yang mempimpin sejak 1966-1998 ada 3 kabinet dalam pemerintahanya yang mana Kabinet Ampera (1966-1967), Kabinet Ampera II (1967-1968), Kabinet Pembangunan I-VII (1968-1998) dengan total masing masing kabinet diantaranya 31 orang, 24 orang, dan 24-44 orang. Dilanjut dengan Kepemimpinan Presiden B.J Habibie yang merupakan Kabinet Reofrmasi Pembangunan (1998-1999) dengan jumlah menteri sebanyak 37 orang, dan Kepemimpinan Presiden Abdirrahman Wahid (Gus Dur) pada Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001) dengan jumlah menteri 36 orang. Presiden Megawati Soekarno putri dengan Kabinet Gotong Royong (2001-2004) memiliki jumlah menteri 33 orang, Kabinet Indonesia Bersatu I dan II (2004-2014) yang dipimpin oleg Kepemimpinan Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan jumlah menteri sebanyak 34 orang. Terakhir kepemimpinan yang baru saja beralih, Presiden Joko Widodo dengan Kabinet Kerja (2014-2019) dengan jumlah menteri 34 orang dan Kabinet Indonesia Maju (2019-2024) dengan jumlah menteri 34 orang. 

Stella Christie: Ilmuwan Yang Ditarik Masuk Kabinet Merah Putih

Stella Christie merupakan salah satu sosok yang menjadi spotlight dalam Kabinet Merah Putih, yang mana merupakan profesor di bidang Cognitive Science dengan beberapa minat penelitian pada analogi dan pembelajaran rasional, proses perbandungan dalam pembelajaran sosial dan budaya, dan abstraksi relasional dalam kecerdasan buatan (AI). Adapun riwayat pendidikan yang ditempuh pada Harvard University, Amerika dan lulus pada 2024 dengan major S1 Psikologi dan dilanjut dengan S2 -S3 Psikologi Kognitif pada Northwestern Universty, Amerika Serikat (lulus 2010). Stella pun mengajar di Tsinghua University yang mana merupakan univeritas bergengsi dan menduduki ranking 4 Asia dan ranking 20 Top Global Universities versi QS World University Ranking. Tak hanya itu, Stella menjasi salah satu dari 20 orang yang mendapat nominasi Understanding Human Cognition Award dari James S. McDonell Foundation 2016. Secara kualitas akademis, tentunya Stella tidak perlu diragukan lagi karena jejaknya dalam menulis beberapa penelitian dan menjadi pakar di beberapa acara Pemerintahan Indonesia, diantaranya menjadi penasihat khusus Menteri Kemaritiman dan Investasi RI, menyumbangkan tulisannya dalam buku Bunga Rampai Reka Cipta Indonesia yang dipublikasikan Kemendikbud (2020), menjadi pembicara keynote untuk Eselon I dan II di acara Kementerian Keuangan (2021) dan menjembatani Univeritasi Tsinghua dan Pementihan Indonesia dalam rencana pendirian kampus Tsinghua Asia Tenggara yang baru. 

Banyak dari masyarakat yang membanggakan posisi Stella dalam kabinet ini karena dianggap kompeten dan mampu menyebarkan ilmunya pada bangsa ini. 

Pandangan mahasiswa serta harapan pada Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran

Pandangan mahasiswa terhadap Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka cenderung beragam. Banyak mahasiswa yang memandang kabinet ini sebagai kesempatan bagi Indonesia untuk bergerak ke arah yang lebih baik, terutama mengingat tantangan besar di bidang ekonomi, pendidikan, dan penegakan hukum. Namun, mahasiswa juga menyuarakan kekhawatiran dan kritik, terutama terkait komposisi kabinet yang didominasi oleh tokoh-tokoh partai politik. Mahasiswa berharap kabinet ini dapat menghadirkan kebijakan yang berpihak pada rakyat, terutama dalam menciptakan lapangan kerja, menjaga stabilitas harga bahan pokok, dan menyediakan pendidikan berkualitas. 

Mengutip dari salah satu artikel, Onky Fachrur Rozie, eks Korpus BEM/DEMA, menekankan pentingnya peran mahasiswa, dengan menyatakan, "Forum dialog interaktif ini sangat bagus bagi pemuda dan mahasiswa untuk ambil peran dalam perumusan kebijakan kepemerintahan ke depan serta mampu menjadi mitra strategis pemerintah Prabowo-Gibran". Hal ini disampaikan guna memicu mahasiswa untuk terus menilik dan berdiskusi akan kondisi politik dan pemerintahan Indonesia karena pada dasarnya, mahasiswa dan generasi muda lainnya ialah penerus bangsa. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan menjadi fokus utama bagi mahasiswa, mengingat kekhawatiran akan korupsi dan kolusi dalam pemerintahan. 

Mereka berharap agar kabinet Prabowo-Gibran mampu menerapkan sistem yang ketat dalam penegakan hukum, termasuk pemberantasan korupsi di semua level pemerintahan. Di bidang pendidikan, mahasiswa mendambakan reformasi yang nyata, termasuk peningkatan kualitas pendidikan tinggi, dukungan terhadap penelitian, dan peningkatan kesejahteraan mahasiswa serta dosen. Mahasiswa juga berharap pemerintah dapat memperhatikan kebutuhan generasi muda dengan menyediakan lebih banyak peluang untuk berkembang dalam sektor-sektor yang menjadi prioritas nasional, seperti teknologi, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun