Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jangan Merendahkan Kaum Disabilitas Mental dalam Iklan Kampanye

9 April 2019   15:25 Diperbarui: 9 April 2019   18:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tevye meletakkan gelas slokinya.

"Lazar, apa yang Anda bicarakan? Apa yang bisa dilakukan sapi kecil itu untuk menemani Anda?"

"Sapi? Begitukah Anda memanggilnya?" Suara Lazar meninggi.

"Ya, memangnya bagaimana lagi saya memanggilnya? Begitulah dia", Tevye menimpali.

"Reb Tevye, Anda tidak tahu apa yang sedang Anda bicarakan."

"Tentu saja saya tahu. Kita sedang membicarakan anak sapi saya yang mau Anda beli dari saya."

Meledaklah tawa Lazar. Kini ia menyadari kesalahpahaman di antara mereka. Ia hendak meminang putri Tevye, sedangkan Tevye mengira dia hendak membeli anak sapinya.

Salah paham tidak selalu buruk. Seringkali kesalahpahaman justru berujung tawa. Mungkin itulah harapan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ketika merilis iklan kampanye mereka yang terbaru. Bila penonton terpingkal-pingkal, maka otak pun rileks dan mau menerima gagasan yang ditawarkan. Sayangnya, iklan tersebut mengundang lebih banyak kritik daripada tawa.

Bila penonton terpingkal-pingkal, maka otak pun rileks dan mau menerima gagasan yang ditawarkan.

Sudahkah Anda menonton iklan yang saya maksud? Kalau belum, silakan menontonnya terlebih dulu.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun