Penelitian menunjukkan bahwa terpapar sinar biru artifisial dalam waktu lama dapat menyebabkan berbagai masalah: mata kering, sakit kepala, kerusakan retina, hingga memicu kanker, diabetes, dan penyakit jantung  (bluelightexposed.com).Â
Celakanya, keponakan kami terbiasa bermain ponsel 5 hingga 6 jam nonstop setiap hari.
Dr. Jim Kokkinakis, salah satu peneliti yang mengungkap bahaya sinar biru ini, mengatakan bahwa mata anak-anak paling rentan terdampak bahaya sinar biru.Â
Seiring bertambahnya usia, lensa mata kita perlahan menguning, sehingga secara alami dapat menangkal sinar biru. Karena mata anak-anak masih berkembang, sinar biru dapat menembus lebih dalam hingga ke retina mata (dailytelegraph.com.au; 25 Agustus 2014).
Beberapa Antidot Sinar Biru
Sebelum menerapkan aturan "HP Sabtu-Minggu", sebenarnya ada beberapa opsi yang kami pertimbangkan untuk menyelamatkan mata keponakan-keponakan kami.
1. Mengganti setiap gawai dengan produk berteknologi Low Blue Light.
Beberapa perusahaan elektronik mulai memproduksi layar televisi atau komputer yang memancarkan radiasi sinar biru minimal. Salah satunya, BenQ, raksasa piranti komputer dari Taiwan. Namun, ketersediaan produk demikian di Sulawesi Utara masih amat jarang. Lagipula, kami belum mampu mengeluarkan banyak uang untuk membeli perangkat-perangkat baru.
2. Membeli kacamata anti sinar biru.