"Laptop Toshiba!! Ini untukku?" (teriakku histeris, kemudian memeluk kedua orang tuaku)
"Iya, tapi jangan kasih tau temanmu kalau kau punya laptop" Ungkap mamak.
"Kenapa emangnya, mak?" Sanggahku.
Maklum saja, ketika aku kelas 12 di tahun 2012, laptop masih tergolong jarang dimiliki oleh orang di kampungku. Jadi, tentu saja aku ingin memamerkan kepada semua temanku bahwa aku memiliki laptop Toshiba ini.
"Bilang saja, laptop itu sudah bekas dan diberi oleh tantemu yang di Bandung" Jawab bapak.
"Tuh kan, selalu berbohong. Kenapa sih?" Nada suaraku meninggi.
"Bukan berbohong, nak. Kalian harus belajar menahan diri untuk tidak menceritakan hal-hal yang tidak perlu diceritakan. Nanti jadi sombong. Mamak gak mau seperti itu."
(aku diam karena masih kesal. Sebenarnya saat itu belum kupahami benar arti ucapan mamak)
Tetapi, aku tetap mengikuti perkataan orang tuaku agar tidak memberi tau kepada siapapun perihal kepemilikanku atas Laptop Toshiba itu.
(Empat tahun kemudian)
Saat ini aku sudah bekerja di luar pulau. Dengan keadaan raga terpisah dari orang tua, sering bagiku merindukan nasihat dan teguran yang diberikan mamak kepadaku. Sudah sedari belia aku diajarkan dan dibiasakan untuk tidak pamer atas pencapaian apapun yang kulakukan. Diajarkan untuk menjadi pribadi yang sederhana, sehingga hal tersebut terbawa sampai saat ini.