"Silakan."
"Apa dirimu masih membenci Amanda yang telah kabur? Maksudnya, meninggalkan dirimu saat dalam posisi sulit?".
"Aku tidak bisa jawab."
"Baiklah, aku mengerti. Kalo begitu kita bicara soal yang lain".
"Maaf Len. Bukan bermaksud enggan menjelaskan. Sumpah, aku sendiri tidak bisa menjawabnya. Apakah aku membencinya atau malah sangat merindunya. Meski, rasa itu berbeda antara sekarang dan delapan tahun silam".
"Maaf, apa dirimu menyesal gagal mendapatkannya?"
"Tidak juga. Buat apa menyesalinya?".
"Serius? Delapan tahun kamu sia-siakan dengan bersenandung hingga terus mengunjungi taman ini. Padahal di sana, bisa saja Amanda sedang memadu kasih dengan 'pangeran impiannya' itu."
"Tidak. Sungguh aku serius."
"Maksudnya. Bisakah menjelaskan, Kresna?"
"Kamu dari dulu sampai sekarang tak pernah berubah ya Len. Tetep bawel, hehe...", keduanya tergelak.