Mohon tunggu...
Phenny Ika Agustina
Phenny Ika Agustina Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Mahasiswa

Aku adalah seorang ibu juga seorang pendidik. Aku mencoba untuk kembali belajar dengan harapan kelak bisa lebih bermanfaat bagi orang sekitar. Harapanku ingin bisa menjadi wanita yang dicintai dan dibanggakan oleh anakku kelak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

21 Desember 2024   13:03 Diperbarui: 21 Desember 2024   13:03 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentunya setiap kegiatan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Untuk itu perlu diadakan evaluasi atau monitoring setiap selesai kegiatan.  Gunanya diadakan evaluasi supaya di kegiatan selanjutnya yang menjadi kekurangan tidak terjadi lagi dan yang menjadi kelebihan agar bisa dipertahankan atau bahkan ditingkatkan kembali. Setelah evaluasi tentunya tim manajemen menyusun sebuah laporan kegiatan untuk dilaporkan kepada seluruh pihak. Ini adalah salah satu prinsip transparansi. Prinsip ini menghindari adanya kesalahpahaman, dan agar seluruh pihak mengetahui  segala kebutuhan lokal, kegiatan yang sukses dan yang masih harus diperbaiki.

Langkah-langkah penerapan MBS yang terstruktur membantu sekolah menjadi lebih mandiri, partisipatif, dan akuntabel dalam pengelolaan pendidikan.

Namun penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tidaklah mudah. Ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi ketika menerapkan sistem tersebut. Salah satu tantangan yang dihadapi antara lain adalah keterbatasan pengetahuan kepala sekolah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tentang MBS. Mengenai hal ini perlunya diadakan pelatihan tentang MBS untuk menambah wawasan kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan agar kelak dapat menyampaikan kepada pihak terkait lainnya. 

Tantangan kedua adalah kurangnya peran orang tua (masyarakat). Rasa kurang memiliki membuat orang tua kurang peduli tentang kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Orang tua banyak yang tidak ingin terlalu banyak terlibat dalam lingkungan sekolah dengan berbagai alasan, tidak mau repot, sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, dan alasan lainnya.  Namun hal ini bisa diatasi dengan membentuk komite sekolah yang aktif, memilih orang tua yang memang bersedia ikut serta dan memberikan penjelasan  melalui dialog terbuka antara pihak sekolah dan pihak perwakilan orang tua. Dengan penjelasan yang dipaparkan pihak sekolah diharapkan pihak orang tua memahami dan mau ikut berperan aktif dengan tujuan mensukseskan kegiatan sekolah demi meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan melibatkan semua pihak secara aktif, MBS dapat menjadi kunci peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan. Manajemen Berbasis Sekolah bukan hanya pendekatan pengelolaan, tetapi juga strategi untuk mendukung pendidikan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan lokal. Dengan otonomi, partisipasi, dan akuntabilitas, MBS memungkinkan sekolah menjadi pusat pembelajaran yang efektif dan berdaya saing.  Dapat disimpulkan bahwa penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah pilihan yang tepat untuk dunia pendidikan. Sistem ini mampu meningkatkan dan memudahkan pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan maksimal. Walau mungkin tidak semua sekolah bisa menerapkan sistem ini, dengan berbagai pertimbangan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun