Eksternalisasi adalah proses di mana individu mengekspresikan diri ke dunia luar, baik melalui tindakan fisik maupun mental. Ini mencakup segala bentuk interaksi yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya. Dalam konteks ini, masyarakat dipandang sebagai produk dari individu, yang berarti bahwa struktur sosial dan norma-norma yang ada adalah hasil dari tindakan manusia Proses ini menjadi dasar bagi pembentukan realitas sosial yang lebih luas.
Objektivasi
Setelah eksternalisasi, hasil dari ekspresi individu ini menjadi objek yang dapat diobservasi dan diterima oleh masyarakat sebagai realitas objektif. Dalam tahap ini, realitas sosial yang dihasilkan dari tindakan individu mulai memiliki eksistensi sendiri, terlepas dari individu yang memproduksinya. Dengan kata lain, produk sosial ini menjadi bagian dari struktur objektif yang mengatur interaksi sosial. Pada tahap ini, masyarakat mulai melihat norma dan nilai sebagai fakta yang harus diterima.
Internalisasi
Internasionalisasi adalah proses di mana individu menyerap kembali realitas objektif ke dalam kesadaran mereka. Melalui internalisasi, individu menginternalisasikan norma, nilai, dan struktur sosial yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga membentuk identitas dan cara berpikir mereka23. Dalam hal ini, individu menjadi "produk" dari masyarakat, karena pemahaman mereka tentang dunia dibentuk oleh interaksi dengan struktur sosial yang ada.
Ketiga proses ini---eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi---berjalan secara simultan dan saling terkait. Mereka menciptakan siklus di mana individu membentuk masyarakat melalui tindakan mereka (eksternalisasi), masyarakat membentuk realitas objektif (objektivasi), dan akhirnya individu menginternalisasi realitas tersebut ke dalam kesadaran mereka (internalisasi). Proses dialektika ini menjelaskan bagaimana realitas sosial dibangun secara dinamis melalui interaksi manusia.
Aspek interior yang menjadi habitus mencakup berbagai elemen yang membentuk cara individu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Berikut adalah beberapa aspek kunci yang dapat diidentifikasi:
1. Internalization of Social Structures
Habitus merupakan hasil dari internalisasi struktur sosial yang terjadi melalui pengalaman individu dalam konteks sosial tertentu. Ini mencakup bagaimana individu menginternalisasi nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang ada di sekitar mereka, yang kemudian membentuk pola pikir dan perilaku mereka.
2. Social Identity Formation
Habitus berperan penting dalam pembentukan identitas sosial. Identitas ini terbentuk dari interaksi individu dengan kelompok sosial, di mana habitus mempengaruhi bagaimana individu melihat diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dikenali oleh orang lain. Misalnya, mahasiswa dari latar belakang pendidikan tinggi cenderung bergaul dengan rekan-rekan yang memiliki aspirasi akademis serupa, yang pada gilirannya memperkuat identitas sosial mereka.