Sekitar jam 12.45 wib., ada pesan masuk di WA dari salah seorang kopassus Prabowo Subianto prihal "Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto : Indonesia Menang oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi", Senin, 14 Januari 2019, pukul 19.00 wib.
Meski bukan tim BPN Prabowo -- Sandy, pertemanan saya dengan satu dua orang dekat kopassus PSD tetap terjaga, walau cuma lewat WA.
Kita sering menyebut Prabowo Subianto dengan PSD. PSD adalah salah satu panggilan Prabowo Subianto di kalangan intern, singkatan dari Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Selain pula dipanggil 08 yang merupakan kode atau sandi saat di kesatuan pasukan elit Komando Pasukan Khusus TNI-AD (Kopassus TNI-AD). Â
Tapi setidaknya dari pesan WA tersebut, ingatan saya kembali melayang pada memori lima tahun, dan menjadikan saya menuliskannya kembali dari file yang ada.
Oktober 2013, saat lagi asyik ketak-ketik di notebook, terdengar nada dering lagu Indonesia Raya dari handphone yang sedang dicas. Belum sempat beranjak untuk mengambilnya, ternyata sudah disambar terlebih dulu oleh anak saya, yang kebetulan ada didekatnya. "Pa, ada telpon," katanya sambil menyerahkan hp.
Begitu saya angkat, hallo, diseberang sana langsung dijawab, "Bisa gak, sore ini ke Hambalang, di undang makan malam sama bapak PSD," kata salah seorang pasukan khusus PSD. Siap, jawabku. "Oke, ketemu di tempat biasa ya, nanti kita jemput!" timpahnya. Dan hp langsung dimatikan.
Seperti biasa, setiapkali diundang PSD ke kediamannya di Hambalang, Bojong Koneng -- Bogor, kita kumpul di salah satu pom bensin di Sentul City -- Bogor yang sudah tidak beroperasi lagi. Dari situ didampingi 'tim pasukan khusus' mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad, dijemput menuju ke kediaman PSD. Perjalanan dari pom bensin menuju ke kediaman PSD menempuh waktu sekitar 30 menit.
Singkat cerita. Sesampai di sana, seperti biasa dipersilahkan menunggu di salah satu pendopo yang ada.
Sambil menunggu, saya melihat-lihat aneka pajangan yang ada di ruang pendopo berukuran 4 x 4 meter. Pandangan mata saya pun sempat tertuju pada sebuah patung burung rajawali berwarna emas keperakan berukuran sekitar satu seperempat meteran yang berada di sudut kanan ruang pendopo.
Saat memandangi patung tersebut, saya langsung teringat lagu 'Rajawali'-nya Kantata Takwa, ciptaan Sawung Jabo, Iwan Fals dan Jockie Soeryoprayogo, liriknya ditulis penyair WS Rendra.
Dan saya anggap liriknya pas banget untuk menggambarkan situasi kebatinan mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad ini;