Saat tampil sebagai pembicara pada gebyar hari autis sedunia 2014 di Padang, tak ada yang menyangka Valdi dalam mantan penderita autis karena dapat berkomunikasi dengan baik dan tampil sebagai pembicara memaparkan perjuangannya melawan autisme.
Sementara, Rendy Ariesta kelahiran Jakarta, Â 8 Oktober 1997 juga merupakan penderita autis yang berhasil sembuh melalui terapi Aplied Behaviro Analisis (ABA).
Kini Rendy merupakan pelajar SMA 71 Jakarta Timur dan dapat menjalani kehidupan normal sebagaimana pelajar lainnya dengan perolehan nilai yang bagus.
Ia dapat menjalani aktivitas secara mandiri seperti naik angkutan kota ke sekolah, bergaul dengan teman sebaya dan mengembangkan hobi menyanyi, menulis lagu dan bermain gitar.
Pada peringatan hari autis sedunia 2014 di Padang Rendy tampil menyanyi sambil memainkan gitar membawakan lagu yang diciptakaannya sendiri.
Menurutnya, waktu di sekolah terutama sering menjadi bahan olok-olokan teman-teman karena menyandang autis.
"Membalas ejekan bukan dengan  cemohan , buktikan saja dengan prestasi kalau memang kita juga bisa" , kata dia yang bercita-cita menjadi dokter.
Hal serupa juga  dialami oleh Hasan Al Faris Tanjung pelajar kelas IX SMP Alfikri Depok yang juga berhasil sembuh dari autis.
Faris yang lahir pada 14 Juni 1998 itu berhasil sembuh dan sejak sekolah dasar menempuh pendidikan di sekolah reguler Al Fikri Depok yang meraih nilai rata-rata 8,8 pada ujian nasional.
Faris berhasil sembuh setelah menjalani terapi ABA serta diet dan intervensi biomedis sejak usia 1,5 tahun.
Saat tampil sebagai pembicara mengisahkan pengalamannya, Faris menceritakan saat kelas 7 SMP ia sering menangis karena diolok-olok oleh temannya disekolah.