Daripada menghukum, kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan anak cara memimpin dengan baik---mulai dari memimpin dirinya sendiri hingga memahami bagaimana berkomunikasi secara efektif.Â
Menanamkan Adab Sejak Dini
Agar anak-anak kita tumbuh menjadi pemimpin yang bijaksana, kita perlu menanamkan adab sejak dini. Maria Montessori, pendiri metode Montessori, menekankan bahwa "anak-anak adalah pembangun dari diri mereka sendiri." Mereka belajar dari lingkungan dan contoh-contoh yang mereka lihat setiap hari. Dengan memberikan contoh perilaku yang baik, seperti berbicara dengan sopan dan bertindak dengan hormat, kita bisa membantu anak belajar bagaimana memimpin dengan adab dan etika.
Sebagai contoh, ketika anak meminta sesuatu dengan cara yang kurang sopan, kita bisa mengajarkan mereka untuk meminta dengan lebih baik. Misalnya, jika anak berkata, "Ambilkan mainanku!" kita bisa dengan lembut mengarahkan mereka, "Bagaimana kalau kita bilang, 'Tolong, Ibu, bisakah aku ambil mainanku?'" Dengan memberikan contoh dan bimbingan seperti ini, anak-anak belajar bagaimana memimpin dengan sopan dalam komunikasi mereka.
Alkitab menegaskan pentingnya mengajarkan nilai-nilai ini kepada anak-anak. Kolose 3:21 mengatakan, "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anak-anakmu, supaya jangan tawar hati mereka." Dengan membimbing mereka secara sabar dan penuh kasih, kita membangun adab dan moral yang akan membantu anak-anak kita menjadi pemimpin yang bijaksana.
Mengajarkan Kepemimpinan Diri
Kepemimpinan yang baik dimulai dari kemampuan memimpin diri sendiri. Stephen Covey, penulis buku terkenal The 7 Habits of Highly Effective People, menyatakan bahwa salah satu kebiasaan penting dalam kepemimpinan adalah "memimpin diri sendiri." Anak-anak perlu belajar bagaimana mengendalikan diri, mengatur emosi, dan mengambil keputusan yang baik. Ini adalah fondasi yang penting dalam membentuk karakter seorang pemimpin yang bijaksana.
Sebagai orang tua, kita bisa memberikan contoh bagaimana memimpin diri sendiri dengan baik. Kita bisa mengajarkan anak untuk sabar, mengatur waktunya, dan menyelesaikan tugas-tugas kecil. Dengan bimbingan yang konsisten, anak-anak akan belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, dan ini adalah modal penting untuk menjadi pemimpin yang berhasil di masa depan.
Firman Tuhan dalam Galatia 5:22-23 menyebutkan buah-buah Roh yang perlu kita tanamkan dalam diri anak-anak kita, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, dan pengendalian diri. Karakter-karakter inilah yang akan membimbing mereka dalam memimpin diri sendiri dan orang lain dengan bijaksana.
Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan
Setiap anak memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin. Menurut John C. Maxwell, seorang pakar kepemimpinan terkemuka, pemimpin yang efektif adalah mereka yang memiliki integritas, mampu mempengaruhi orang lain, dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan orang di sekitarnya. Semua karakteristik ini bisa dibentuk sejak usia dini jika kita memberikan arahan yang tepat kepada anak-anak kita.