Keraskan Suara Kenabian Demi Martabat OAP
Jalan hidup Yesus adalah jalan perendahan dan penderitaan. Putera Allah telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba menjadi sama dengan manusia (bdk. Filipi 2:7). Ia hidup di tengah umat manusia yang miskin dan rapuh. Ia berpihak pada orang miskin, sakit dan tertindas.
Seorang Uskup seperti juga Paus, yang adalah Uskup Roma. Jabatan Uskup adalah Wakil Yesus di dunia ini, secara khusus di keuskupan tempat ia menggembalakan kawanan domba Allah. Â Karena itu, Uskup memiliki tanggung jawab besar dan berat karena harus melaksanakan tugas-tugas yang dimanatkan oleh Tuhan Yesus.
Apa tugas yang Tuhan Yesus berikan kepada seorang Uskup? Kita ingat pertanyaan Yesus kepada Petrus sampai tiga kali, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?" Ketika Petrus menjawab, "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau!" Maka, kata Yesus kepada Petrus, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" (Yohanes 21:15-17).
Seorang Uskup adalah seorang gembala sejati seperti Tuhan Yesus. Ia menyerahkan diri dan hidupnya bagi domba-domba gembalaannya. "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya," (Yohanes 10:11). Seorang gembala juga sungguh-sungguh mengenal kawanan dombanya seperti Yesus. "Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku (Yohanes 10:14).
Pada hati Uskup Yan You, umat Katolik OAP meletakkan harapannya, agar volume suara kenabian dikeraskan! Orang asli Papua sudah terlalu banyak mengalami sakit dan kematian tak berujung! Pada situasi demikian, lima Uskup di tanah Papua: Merauke, Jayapura, Manokwari-Sorong, Agats dan Timika serta Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) acapkali memilih membisu, buta dan tuli. Saat ini dan ke depan, Uskup Yan You harus mengencangkan volume suara kenabian agar kawanan domba OAP tidak lagi mati sia-sia.
Umat Katolik Keuskupan Jayapura dan segenap rakyat bangsa Papua sangat percaya bahwa Yang Mulia Uskup Yan You bukanlah seorang gembala upahan yang lari ketika kawanan domba dikejar dan dicerai-beraikan oleh serigala!" (bdk Yohanes 10:12-13). Yang Mulia Uskup Yan You, dengan tongkat gembala dan suaranya yang lantang akan melindungi kawanan domba dari serangan musuh tanpa takut dan gentar. Sebab, ia Uskup putra sulung Papua, seorang gembala sejati sama seperti Tuhan Yesus!
Catatan Akhir
Kita semua lahir dari rahim Mama, tetapi kita juga telah dilahirkan kembali melalui rahim Gereja Katolik Papua. Kita ingat ajakan dua murid di jalan ke Emaus. "Tinggallah bersama-sama dengan kami!" (bdk Lukas  24:29). Kita berharap Yang Mulia, Uskup Yan You dalam periode penggembalaannya mengundang kawanan domba untuk tinggal bersamanya dan Tuhan Yesus di dalam rumah Gereja Katolik Papua. Dengan tinggal bersama antara gembala utama (Uskup), Pastor, biarawan/i, kawanan domba, maka semua dapat saling mengenal satu sama lain. Berangkat dari saling mengenal itulah, gembala dan kawanan domba bersama-sama merancang kebijakan pastoral serta menerapkannya sesuai kebutuhan umat Allah di tanah Papua.
Undangan tinggal bersama gembala dan domba mengandaikan pintu rumah terbuka lebar. Kini dan ke depan, pintu rumah Uskup, Pastor perlu selalu terbuka. Pintu-pintu rumah gereja Katolik Papua yang tertutup selama ini harus dibuka selebar-lebarnya! Ruang-ruang percakapan antara gembala dan domba perlu disiapkan supaya impian perjumpaan gembala dan domba menjadi nyata dan berbuah!
Pada hati Yang Mulia, Uskup Yan You, kita meletakkan harapan akan lahirnya Universitas Katolik di tanah Papua. Kita juga berharap agar pendidikan dan asrama-asrama bagi kader Katolik Papua mendapatkan perhatian lebih serius. Umat awam Katolik Papua siap bekerja untuk memajukan SDM OAP melui pendidikan berkualitas! Kita membutuhkan seorang Uskup yang bersedia membuka diri dan peduli pada pendidikan dan SDM OAP. Tuhan Yesus sudah kirim Uskup itu, dia adalah Yang Mulia, Uskup Yan You.