Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetua Adat dan Gembala Selamatkan Papua

19 Februari 2022   09:11 Diperbarui: 19 Februari 2022   09:14 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Papua hidup di dalam komunitas adat dan rumah Gereja. Keduanya, semestinya memberikan jaminan akan hidup dan masa depan yang lebih baik bagi orang Papua. Di dalam komunitas adat dan Gereja, orang Papua menjadi lebih baik.

Orang Papua bisa hidup aman, damai, sejahtera lahir dan batin. Tetapi, saat ini impian dan harapan itu tidak terwujud. Sebab, orang Papua sedang menderita. Suasana hidup damai sejahtera masih terlalu jauh dari orang Papua.

Bagaimana Uskup, Pastor, Pendeta, tetua adat melihat penderitaan orang Papua ini? Apa sikap dan tindakan yang perlu dilakukan untuk melindungi orang Papua?

Para "Gembala" termasuk tetua adat dapat melihat dan mengalami penderitaan orang Papua bilamana mereka tinggal bersama! Mustahil tanpa tinggal bersama, "Gembala" dan tetua adat dapat merasakan dan memahami penderitaan orang Papua. Karena itu, unsur paling hakiki dalam memahami penderitaan orang Papua adalah tinggal bersama.

Saat ini, orang Papua, baik yang tinggal di kota-kota maupun di kampung-kampung terpencil sulit mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang berkualitas. Di kampung-kampung, ada Puskesmas Pembantu (Pustu) tetapi tidak ada tenaga medis. 

Kalau orang Papua di pelosok itu sakit, mereka kan berobat ke mana? Demikian halnya, anak-anak balita dan ibu hamil masih menderita gizi kurang dan gizi buruk.  

Anak-anak usia sekolah dasar dan menengah tidak bisa bersekolah karena sekolah tutup. Para Guru tidak tinggal di kampung. Mereka tinggal di kota-kota. Kalau anak-anak Papua tidak bersekolah, bagaimana dengan kualitas sumber daya manusia orang Papua ke depan?

Bagaimana dengan kondisi ekonomi keluarga-keluarga orang Papua? Kita melihat bahwa orang Papua bukan miskin, melainkan sangat kaya, tetapi pengaturan keuangan yang masih sangat minim. Uang yang diperoleh dihabiskan untuk belanja makan dan minum serta hiburan. Akibatnya, tidak ada tabungan untuk biaya kebutuhan keluarga.

Para "Gembala" dan tetua adat melihat kondisi hidup orang Papua ini. Bagaimana menguarai benang kusut penderitaan orang Papua ini?

Perlindungan berbasis adat. Tetua adat memiliki peran strategis. Tetua adat mengetahui persis jumlah anggotanya beserta dengan segala kebutuhannya masing-masing. 

Tindakan perlindungan perlu dilakukan mulai dari dalam keluarga-keluarga. Tetua adat dengan segala kewenangannya mesti mmemastikan bahwa tak ada satu pun anggota komunitasnya menderita, melarat dan mati sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun