Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Api Aktivisme Robert Jitmau

5 Desember 2021   11:41 Diperbarui: 5 Desember 2021   11:56 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya badan keram. Tangis memecah kebisuan pada pagi menjelang siang itu. Dengan berlinang air mata, saya bertanya, "Kenapa kaka pergi model ini? Kenapa kaka?" Membisu. Tak ada jawaban apa pun.

Rojit bukan hanya seorang aktivis dan rekan kerja. Dia seorang kakak. Karena alasan itulah, saya sering marah padanya. "Kaka, ko stop dengan kelakuan minum mabuk itu!" Berulang kali saya memarahinya. Dia selalu menanggapinya dengan santai, "Pit, sedikit saja. Jangan marah-marah."

Di ring road, Hamadi, kota Jayapura, pada subuh, Jumat, 20 Mei 2016, Robert Jitmau terkapar tak berdaya. Ia dibunuh. Siapa pembunuhnya? Apa motivasinya? Sampai saat ini tetap tinggal sebagai sebuah misteri.

****

Saudara maut menjemput Robert Jitmau pergi lebih cepat. Ada banyak gagasan dan idenya yang belum terwujud. Kita berharap api aktivisme Rojit, khususnya gerakan merebut kembali ekonomi orang asli Papua tetap menyala. Generasi muda Papua perlu menimba semangat kesederhanaan dan kesetiaan Rojit  dalam mendampingi Mama-Mama Papua di kota Jayapura.

Kesan paling mendalam dari pribadi Rojit adalah sederhana, setia, terbuka dan tidak mencari jabatan, harta dan kekayaan di atas penderitaan kaumnya, orang asli Papua. Rojit selalu berjuang agar orang Papua bisa mandiri mengelola ekonominya. Sebab, sebagai seorang aktivis terpelajar, Rojit mengetahui bahwa masa depan suatu bangsa sangat ditentukan oleh ekonomi rakyatnya. Apabila, kita mau rakyat Papua hidup sejahtera, maka rebut ekonominya! Kuasai pasar!

Kepada semua pihak, rekan kerja, rekan aktivis, Mama-Mama Papua di kota Jayapura, secara pribadi saya menyampaikan limpah terima kasih atas perjalanan kita bersama Rojit. Kita berdoa, semoga Rojit bahagia di Surga. Kita tetap meneruskan perjuangannya: "merebut dan menguasai pasar!" demi masa depan Papua yang lebih baik. [Nabire, 20 November 2021].

Catatan: Tulisan ini akan dimuat pada bagian epilog buku tentang Robert Jitmau, yang sedang dikerjakan oleh Natan Tebay.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun