Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Api Aktivisme Robert Jitmau

5 Desember 2021   11:41 Diperbarui: 5 Desember 2021   11:56 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami di lapangan, tidak bekerja sendiri. SKP Keuskupan Jayapura memiliki relawan. Saya masih ingat Zakarias Takimai, Rosa Hilapok, Mince Siriwa, Afila Waroy. Kami bertugas mendata Mama-Mama Papua yang berjualan di depan swalayan Galael, Jalan Ahmad Yani, Jalan Percetakan, depan Bank Papua, Klofkamp dan terminal Mesran. Kaka Rojit mengkoordinir proses pendataan Mama-Mama Pedagang Asli Papua di kota Jayapura ini.

Data-data Mama-Mama lengkap. Nama dan pas foto tersedia. Berbekal data-data tersebut, Bruder Budi, Kaka Frederika Korain, Kaka Rosa Moiwend, Kaka Miriam Ambolon (waktu itu anggota DPRP), Kaka Pendeta Dora Balubun menyuarakan pentingnya pasar untuk Mama-Mama Papua di tengah kota Jayapura.

Bagaimana proses pengorganisasian Mama-Mama Papua ini bisa berjalan efektif? Saya ingat sosok, Bapa Roem Topatimasang dari kantor INSIST Yogyakarta. Waktu itu, dia menjadi konsultan SKP Keuskupan Jayapura. Dia selalu memberikan ilmu teknik pengorganisasian kelompok basis. Ilmu itu, diterapkan Kaka Rojit dan kami semua yang bekerja untuk mendampingi Mama-Mama.

Saya  ingat, hampir setiap malam kami pergi ke Mama-Mama di depan swalayan Galael, Jalan Irian, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Percetakan. Setelah mendampingi  Mama-Mama, kami biasa kumpul di taman Imbi, sekedar sharing dan berbagi informasi. Setiap hari Minggu, Mama-Mama berkumpul di aula Gereja Katolik Santo Fransiskus APO. Kaka Rojit bikin surat undangan. Mama-Mama datang dan berbicara/berdiskusi terkait upaya bersama untuk mendapatkan pasar yang layak di tengah kota Jayapura. Bruder Rudolf Kambayong OFM, Kaka Rosa Moiwend, Kaka Frederika Korain dan Kaka Mariam Ambolon biasa hadir di pertemuan-pertemuan rutin mingguan ini.

Advokasi pasar meluas. Rojit melibatkan kawan-kawan aktivis hak asasi manusia di Garda Papua. Datanglah Frengky Warer, Cyntya Warwe, Sem Awom, dan kawan-kawan lainnya. Aksi seribu rupiah untuk Mama-Mama Papua digelar di tepi jalan sampai aksi panggung melibatkan komunitas rasta kribo Papua. Rojit mengkoordinir semua kegiatan itu dengan sangat  baik.  

 

2. Api Aktivisme Robert Jitmau

 Rojit memiliki sisi berbeda dengan manusia pada umumnya. Apa yang membuat dia berbeda? Dia sederhana dan rendah hati. Murah senyum. Setia mendengarkan. Pilihan sikap hidupnya berpihak pada orang-orang lemah dan tertindas.

Jiwa aktivisme Rojit tidak terungkap melalui kata-kata! Melainkan, nyata di dalam pilihan sikap dan tindakannya untuk berada pada posisi Mama-Mama Pedagang Asli Papua di tengah kota Jayapura yang termarginal! Sejak saya mengenal Rojit, pada bulan Agustus 2008, sampai hari wafatnya, saya mengalami bahwa seluruh diri, tubuh, jiwa dan raga Rojit dibaktikannya untuk Mama-Mama Papua.

Sampai hari ajal menjemputnya, saya tidak melihat Rojit memiliki harta berharga semacam motor, apa lagi mobil. Dia pakai hand phone sederhana. Celana pendek. Kaos oblong. Sandal jepit.  Dalam rapat resmi di DPRP atau kantor Gubernur, barulah dia mengenakan celana panjang dan kemeja berkerah!

Saya ingat, pada waktu kantor SKP Keuskupan Jayapura, berubah menjadi kantor Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) Fransiskan Papua dan pindah ke Sentani, tahun 2010, Rojit pakai motor honda tua. Setiap hari, dengan motor yang sering rusak itu, di pergi-pulang Sentani, Waena, kota Jayapura. Perjalanan jauh, dari Sentani ke kota Jayapura dengan motor honda tua, tak pernah menyurutkan niatnya mendampingi Mama-Mama Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun