Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup dalam Ruang Imitasi

23 Oktober 2021   08:39 Diperbarui: 23 Oktober 2021   08:43 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang-ruang mewah bertabur gemerlap lampu warna-warni

Bunga dan pohon plastik tertata rapi di setiap sudut ruang

Membisu dalam lalu-lalang manusia

Dapatkah menghibur jiwa-jiwa peziarah?

Kepalsuan memenuhi ruang-ruang publik

Bagaikan bunga dan pohon imitasi

Adanya sekedar melepas dahaga semu

Tampak hidup memesona, tapi mati tak berdaya

Ruang publik berisi pejabat korup

Mempertontonkan kemewahan dalam derita rakyat

Korupsi tak lagi mengusik sukma

Batin tak lagi gelisah, meskipun mencuri uang rakyat

Orang miskin tetap melarat

Gelandangan dan anak terlantar tak mampu menggugah nurani kemanusiaan

Hati telah tertimbun lemak egois, tamak, sombong dan korup

Merasa biasa-biasa pada saat mencuri uang rakyat

Hidup dalam ruang imitasi

Menghadapi aneka tawaran menggiurkan

Menuntut jiwa harus memilih:

mengikuti arus zaman dan gemerlap dunia

atau  menepi ke rimba sunyi?

Membiarkan jiwa tentram dalam kesatuan dengan alam semesta

Membersihkan diri dari debu dan lumpur dunia

Bekal 'jalan pulang' kepada sang Ilahi,

Menyatu bersama-Nya dalam keabadian.

Penerbangan bersama Citilink Airbus, A320-200, 

Sorong-Jayapura, 12.33 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun