Ruang-ruang mewah bertabur gemerlap lampu warna-warni
Bunga dan pohon plastik tertata rapi di setiap sudut ruang
Membisu dalam lalu-lalang manusia
Dapatkah menghibur jiwa-jiwa peziarah?
Kepalsuan memenuhi ruang-ruang publik
Bagaikan bunga dan pohon imitasi
Adanya sekedar melepas dahaga semu
Tampak hidup memesona, tapi mati tak berdaya
Ruang publik berisi pejabat korup
Mempertontonkan kemewahan dalam derita rakyat
Korupsi tak lagi mengusik sukma
Batin tak lagi gelisah, meskipun mencuri uang rakyat
Orang miskin tetap melarat
Gelandangan dan anak terlantar tak mampu menggugah nurani kemanusiaan
Hati telah tertimbun lemak egois, tamak, sombong dan korup
Merasa biasa-biasa pada saat mencuri uang rakyat
Hidup dalam ruang imitasi
Menghadapi aneka tawaran menggiurkan
Menuntut jiwa harus memilih:
mengikuti arus zaman dan gemerlap dunia
atau  menepi ke rimba sunyi?
Membiarkan jiwa tentram dalam kesatuan dengan alam semesta
Membersihkan diri dari debu dan lumpur dunia
Bekal 'jalan pulang'Â kepada sang Ilahi,
Menyatu bersama-Nya dalam keabadian.
Penerbangan bersama Citilink Airbus, A320-200,Â
Sorong-Jayapura, 12.33 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H