HIV-AIDS di Asmat bagaikan "fenomena kayu hanyut". Di permukaan kali, kayu yang sedang hanyut hanya tampak sedikit pada bagian atasnya, tetapi sisi lain yang terendam di dalam air, tidak ada satupun yang dapat memastikan kayu tersebut besar, sedang atau kecil. Â Begitulah HIV-AIDS di Asmat, tidak ada satu orang pun yang dapat memastikan jumlahnya berapa orang?
Data orang yang terinfeksi HIV-AIDS yang ditemukan di RSUD Agats dan Puskesmas di Asmat hanyalah bagian kecil seperti bagian permukaan kayu hanyut yang kelihatan, sedangkan sebagian lainnya tidak tampak. Karena itu, pemerintah daerah kabupaten Asmat, tua-tua Adat, Gereja dan Mama-Mama di Asmat perlu memikirkan secara serius upaya-upaya konkret pencegahan HIV-AIDS di Asmat.
Para pihak perlu duduk bersama secara rutin guna mencari alternatif penanganan HIV-AIDS di Asmat, mulai dari sosialisasi sampai memperhatikan orang-orang yang telah terinfeksi HIV-AIDS. Perlu ada diskusi-diskusi dan sharing pengalaman secara rutin. Melalui perjumpaan-perjumpaan tersebut, para pihak bisa menemukan alternatif pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS konteks Asmat. Dengan demikian, Asmat bisa bebas dari HIV-AIDS yang sedang mengaum-ngaum mencari mangsa di tanah Asmat ini. [Agats, 29-01-2020; 14:10 WIT]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H