Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

HIV dan AIDS Masuk Kampung, Provinsi Papua Tembus 41.616 Kasus

23 Agustus 2019   14:08 Diperbarui: 23 Agustus 2019   14:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan HIV-AIDS ke kampung-kampung terpencil di Asmat berlangsung senyap. Saat ini, orang-orang dari kampung-kampung lebih mudah ke Agats. Mereka datang untuk mengambil honor aparat kampung, mengambil dana desa dan sebagian mengambil dana BANGGA Papua.

Di Agats, tersedia warung makan, yang sekaligus tempat prostitusi. Setelah makan di depan, penjaga warung akan menawarkan jasanya di kamar yang letaknya bersebelahan dengan ruang makan. "Sekali 'main' 200 ribu Mas," tutur salah satu perempuan ketika saya mengunjungi warung di Jalan Muyu Agats, pada Rabu, (07-08-2019).

Demikian di Jalan Ayam kecil. "Sekali 'main' bisa 100 ribu Mas. Ayo masuk," tawar salah satu perempuan yang saya temui.

Praktek prostitusi juga terjadi di caf-caf di Agats. Tetapi, kalau di caf harga lebih mahal. "Kalau di Caf berkisar 3-5 juta," tutur Pastor Linus, yang pernah menyamar demi mengetahui praktek prostitusi di Agats.

Data dari RSUD Agats memperlihatkan sejak 2012, HIV-AIDS menyebar mulai dari para wanita pekerja seks (WPS) di Jalan Muyu kecil dan Jalan Ayam kecil. Kini, HIV-AIDS menyebar sampai ke kampung-kampung terpencil di Asmat. Ratusan nyawa telah melayang direnggut HIV-AIDS.

Saat ini, WPS sedang menjamur di Asmat. "Pak Pit, banyak perempuan mau ke Agats karena banyak peminat," tutur salah satu pria yang biasa mengurus perempuan-perempuan penghibur di Agats. "Harga umumnya, 200-300 ribu" tambah pria yang sudah malang melintang di dunia prostitusi di Agats ini.

Prostitusi di depan mata, tetapi para pihak di Agats berdalih tidak ada lagi praktek transaksi seksual di Asmat lantaran ada Peraturan Daerah (Perda) yang melarangnya. Berbagai dalih dikemukakan untuk memelihara prostitusi yang menjadi sumber penyakit HIV-AIDS di Asmat. Korban berjatuhan umumnya orang asli Asmat. Apabila praktek prostitusi liar di Agats tidak segera ditertibkan, kita akan mengalami kematian orang Asmat yang tidak berkesudahan.

Peran Tokoh Adat 

Data Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) Dinas Kesehatan Provinsi Papua per 30 Juni 2019, terdapat, 41.616 kasus HIV-AIDS. Data tersebut dihimpun dari 27 kabupaten dan 1 kota di provinsi Papua. Pada data tersebut tampak bahwa hampir seluruh penularan terjadi melalui hubungan seksual. Artinya, perilaku seks bebas menjadi penyebab utama HIV-AIDS di Papua. Bagaimana adat bisa menjadi benteng untuk melindungi orang Papua dari virus mematikan ini?

Orang asli Papua memiliki adat yang menjunjung tinggi kehidupan manusia, alam semesta, leluhur dan Tuhan Allah. Kekerabatan orang Papua selalu mengedepankan kehidupan yang harmoni. Nilai-nilai hidup seperti terbuka, saling memberi, saling menerima, saling berbagi dan menghormati satu sama melekat dalam seluruh hidup orang asli Papua.

Selain itu, dalam adat orang asli Papua, mereka selalu mengedepankan relasi harmonis dengan leluhur, alam semesta dan Tuhan Allah. Unsur-unsur metafisis (yang tidak tampak dengan mata fisik) memiliki peran penting dalam seluruh kehidupan orang asli Papua. Setiap tempat memiliki sejarahnya sendiri, termasuk tempat-tempat keramat. Setiap pohon, sungai, kali, laut, telaga, gunung, bukit, gua, batu, memiliki keterkaitan dengan orang asli Papua. Orang asli Papua tidak bisa hidup sendirian. Mereka selalu terpaut pada sesama, leluhur, alam semesta dan Tuhan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun