Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bom Waktu HIV dan AIDS sedang Meledak di Asmat

7 April 2019   08:38 Diperbarui: 7 April 2019   13:27 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim HIV dan AIDS Keuskupan Agats sedang diskusi tentang advokasi HIV dan AIDS di Asmat, 14 Februari 2019. Dok. Pribadi.

Keuskupan Agats, melalui PSE Keuskupan Agats akan memimpin gerakan mendorong masyarakat tes darah. "Kita bergerak saja dulu ke orang-orang yang kita kenal, yang kalau terindikasi terinfeksi HIV, kita ajak mereka untuk tes darah," tutur Aji pada saat pertemuan di Kantor PSE Keuskupan Agats, Kamis, (8/2). 

"Waktu kami rapat, Bapak Uskup sudah tunjuk Florentina Bifei sebagai koordinator pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS PSE Keuskupan Agats," tambah Aji. Kehadiran Flor, sapaannya, yang merupakan anak asli Asmat, dari Ewer diharapkan memberikan harapan baru bagi advokasi HIV dan AIDS di Asmat.

Aji Sayekti juga mengungkapkan bahwa saat ini, pihaknya sedang membangun satu unit bangunan untuk pemulihan penderita HIV dan AIDS. "Kami tidak bikin rumah singgah seperti di daerah lain. Kami bikin rumah produksi, tetapi ada tempat singgah bagi penderita HIV. Kami buat begini supaya para penderita tidak merasa dikucilkan," jelasnya.

Aji mengajak para aktivis untuk mendorong kenalan, sahabat dan siapa saja yang terindikasi mengindap HIV untuk periksa darah. "Kita mulai saja dari orang-orang yang kita kenal. Kita ajak mereka untuk tes darah," tuturnya saat rapat koordinasi di kantornya, Kamis, (7/2).

HIV dan AIDS benar-benar sedang mengancam manusia Asmat. Dalam survei yang dilakukan oleh staf LANDASAN, para PSK yang bekerja di warung-warung makan di Jl. Muyu mengungkapkan bahwa para pelanggan yang datang menggunakan jasa mereka tidak mau menggunakan kondom. "Bapak-bapak orang sini, kalau 'main' tidak mau pakai kondom," tutur salah satu PSK di warung Jl. Muyu.

Perilaku seks tidak aman yang sedang terjadi di Asmat tidak disertai dengan usaha pemberian informasi berkelanjutan tentang bahaya HIV dan AIDS. 

Pada peringatan hari AIDS se-duni, 1 Desember 2018, jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Klasis Asmat menyelenggarakan kegiatan pawai motor dan mimbar bebas di "Tugu Tangan" Agats. Sedangkan, KPA Asmat menyelenggarakan kegiatan lomba melukis Poster HIV dan AIDS lapangan Yos Sudarso, yang hanya diikuti oleh beberapa siswa/i SMA di kota Agats.

Sepinya pemberian informasi tentang bahaya HIV dan AIDS turut menyumbang meningkatkan HIV dan AIDS di Kabupaten Asmat. Hal ini juga yang menyebabkan minim kesadaran warga masyarakat Asmat memeriksakan diri untuk deteksi dini HIV. 

Hampir semua kasus yang ditemukan saat ini, terjadi lantaran ibu mau melahirkan atau pasien dalam kondisi sakit berat yang dirujuk ke RSUD Agats. Para pasien tersebut, ketika diperiksa darahnya (termasuk tes HIV) barulah ditemukan positif mengidap HIV dan AIDS.  

***

Sampai dengan Februari 2019, kebutuhan ARV untuk pasien HIV di Asmat masih harus tergantung pada Timika. Dokter Rindang mengungkapkan, "Tahun ini, kami fokus ke mandiri ARV di Asmat sehingga Puskesmas pun bisa memberikan ARV karena sudah dilatih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun