Setelah pertemuan tersebut, keesokan harinya, tim peduli AIDS Asmat, yang berada di Agats melakukan kunjungan ke SMP dan SMA di kota Agats. Kunjungan ini bertujuan menggalangan komitmen para Kepala Sekolah untuk upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Asmat, terutama di kalangan siswa/i. Para guru merespon positif kegiatan ini.Â
Para guru berkomitmen akan mengirim para siswa pada saat penyuluhan dan akan terlibat dalam aksi seribu rupiah untuk kegiatan HIV dan AIDS di Asmat.
Pada Jumat, 27 Oktober 2018, dilaksanakan penyuluhan HIV dan AIDS di SMA YPPGI Agats. Dokter Daniel dari RSUD Agats hadir menyajikan materi tentang HIV dan AIDS. Para siswa menyambut positif penyuluhan tersebut.
Selanjutnya, sosialisasi yang sama dilaksanakan di SMA YPPK Yan Smit Agats pada 9 November 2018. Seluruh siswa SMA Yan Smit hadir. Demikian halnya, hadir pula para siswa/i utusan dari SMP dan SMA di kota Agats. Kegiatan berlangsung lancar.
Di pengujung 2019, Wahyu dari Sawa Erma, membawa dua orang warga Sawa yang terindikasi positif B20. Hasil tes di Puskesmas Sawa hasilnya Reaktif. Ketika diperiksa kembali di RSUD Agats menunjukkan bahwa hasilnya positif HIV. Wahyu bersama Aji Sayekti dari PSE Keuskupan Agats memberikan perhatian serius kepada keduanya. Kini, keduanya sudah mengonsumsi obat ARV.
***
Jumat, 1 Februari 2019, saat pertemuan dengan BP4D Kabupaten Asmat, yang dihadiri Kepala BP4D, Frans Bosawer, Sekretaris BP4D, Lambertus Leu, dan para Kepala Bidang (Kabid), saya kembali mengangkat isu HIV dan AIDS di Asmat.Â
Pada kesempatan itu, Kepala BP4D mengakui bahwa HIV dan AIDS di Asmat memprihatinkan. "Angka yang tercatat hanya sedikit. Banyak orang dengan gejala HIV belum tes darah," tuturnya.
Sampai dengan saat ini, upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Asmat tidak berjalan efektif. Kondisi ini disebabkan oleh KPA yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. KPA Asmat tidak memiliki anggaran yang memadai untuk melakukan berbagai kegiatan penyuluhan. Mengapa pemerintah daerah kabupaten Asmat tidak mengalokasikan anggaran memadai untuk KPA Asmat?
Di sisi lain, setiap mata yang memandang kantor KPA Asmat pasti prihatin. Kondisi  kantor KPA hampir roboh karena tidak terawat. Kantor KPA mestinya menjadi pusat informasi upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Asmat, tetapi tidak demikian dengan kantor KPA Asmat.
Kita berharap ke depan KPA Asmat bisa hidup kembali untuk memberikan informasi tentang HIV dan AIDS kepada masyarakat di Kabupaten Asmat. Apabila tidak ada upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS sejak dini, kita akan mengalami badai kematian mengerikan di Asmat akibat HIV dan AIDS.