Saat ini, angin kencang melanda Asmat. Gelombang laut Arafura sedang bergelora. Para nelayan lokal tidak bisa melaut. Masyarakat di kota Agats kesulitan mendapatkan ikan segar yang biasanya dijual oleh para nelayan.
Kondisi alam Asmat, seketika mengingatkan tentang badai HIV dan AIDS yang sedang bergelora di Asmat. Sejak ditemukannya penderita HIV dan AIDS di Asmat, sesuai data yang dicatat di RSUD Agats, per 18 September 2012, sampai saat ini penderita HIV dan AIDS terus bertambah.Â
Sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang dikeluarkan per 30 September 2018, jumlah penderita HIV dan AIDS di Asmat berjumlah 177 kasus. Jumlah ini akan bertambah mengingat data triwulan IV, Oktober-Desember 2018, belum diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Angka HIV dan AIDS di Asmat meningkat dari waktu ke waktu. Ia menyebar bagaikan jamur di musim hujan. HIV dan AIDS tidak mengenal jenis kelamin, usia, suku dan agama. Ia menggerogoti setiap pribadi yang suka berganti-ganti pasangan seks.
Sekali ia masuk ke dalam tubuh, ia akan beranak pinak melemahkan tubuh. Ketika tubuh lemah, berbagai jenis penyakit menyerang tubuh. Dan seketika, tubuh yang gagah perkasa terkapar tak berdaya.
Meskipun angka HIV dan AIDS di Asmat menunjukkan peningkatan signifikan dari waktu ke waktu, tetapi upaya prenventif masih minim. Demikian halnya, upaya pemeriksaan dan pengobatan bagi para penderita HIV dan AIDS tidak maksimal.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Asmat tidak berjalan efektif. Sejak tahun 2017, LANDASAN Papua telah menggelar Workshop Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS di tanah Papua mengusung tema "Dengan Kepemimpinan yang Kuat, Kepedulian dan Komitmen dalam Pelayanan," pada 28-29 Agustus 2017 di Hotel Aston Jayapura.Â
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, dr. Pieter Pajala, Sekretaris KPA, Sulis, Sekretaris DPMPK, Karel Fonataba, Kabid Sosbud BP4D Kabupaten Asmat, Bonifasius Jakfu hadir bersama peserta dari Kabupaten lainnya di Provinsi Papua. Para pihak berdiskusi tentang epidemi HIV-AIDS serta upaya pencegahannya.
Pada waktu bersamaan, tim asistensi KPA Provinsi Papua, John Rahail dan Dokter Ruflus datang ke Asmat. Keduanya melakukan pembicaraan dengan Kepala Sekretariat KPA Asmat, Ibu Dewi Linggasari.Â
Keduanya juga melakukan pertemuan dengan Bupati Asmat, Elisa Kambu. Setelah, kembali ke Jayapura, John Rahail mengirim draf struktur KPAD sesuai Permendagri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah.