Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Narasi Sekolah Dasar (di) Asmat

24 Desember 2018   06:17 Diperbarui: 24 Desember 2018   07:20 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, tidak ada "sekolah gratis". Pendidikan itu mahal. Seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh negara. Karena itu, pilihan kata "sekolah gratis" tidak tepat dalam konteks pendidikan.

Apa pun alasannya, orang tua memiliki tanggung jawab pertama dan utama dalam pendidikan anak. Sebab, orang tualah yang mempunyai anak. Mereka pula yang harus menggerakkan anak-anak ke sekolah.

Orang tua juga harus terlibat dalam seluruh proses penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar di kampung. Misalnya, di Yepem, Kepala Sekolah, Maria Goreti Yonatan membentuk komite sekolah. Ia mengajak warga kampung bersama komite sekolah rapat. Kemudian, di dalam rapat tersebut disepakati dana solidaritas sebesar Rp 5.000 per siswa setiap bulan.

"Waktu rapat komite sekolah, saya usul per siswa dua ribu rupiah, tetapi Bapak/Ibu minta supaya lima ribu rupiah. Sampai saat ini, dana yang sudah terkumpul empat juta seratus lima puluh ribu. Masih banyak yang belum bayar," tutur Maria Goreti pada saat pertemuan pembagian Raport di SD YPPK St. Antonius de Padua Yepem, Sabtu, [15/12].

3.2. Tua-Tua Adat (Tokoh Adat)

Selain orang tua, di setiap kampung ada tua-tua adat. Mereka bertanggung jawab penuh atas masa depan anak-anak di kampung. Tua-tua adat yang memelihara kelangsungan hidup marga (fam). Oleh karena itu, proses penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar di kampung harus melibatkan tua-tua adat.


Setiap tua adat (tokoh adat) dari setiap suku, klan, marga harus memastikan bahwa anggota suku dan marganya memperoleh pendidikan dasar berkualitas. Sebab, masa depan suku dan marga tergantung pada pendidikan dasar yang dimulai dari dalam keluarga dan kampung. Karena itu, tua-tua adat harus mengontrol orang tua dan sekolah dasar di kampung supaya berajalan efektif sehingga anak-anak bisa mengakses pendidikan dasar berkualitas di kampung.

3.3. Pastor/Pendeta (Tokoh Agama)

Mayoritas orang Asmat menganut agama Katolik. Sebagian lainnya, menganut agama Protestan (GPKAI, GPI, GKI, GPdI, Advent). Berbicara tentang pendidikan sekolah dasar di kampung-kampung di Asmat tidak terlepas dari peran Pastor dan Pendeta. Sebab, anak-anak sekolah tersebut merupakan jemaat Pastor dan Pendeta. Mereka adalah warga Gereja. Karena itu, Pastor dan Pendeta harus terlibat di dalam seluruh proses belajar mengajar di sekolah.

Kepala Sekolah Dasar di setiap kampung di Asmat harus membangun komunikasi dan koordinasi dengan Pastor dan Pendeta. Melibatkan Pastor dan Pendeta dalam seluruh proses pendidikan di kampung-kampung di Asmat sangat efektif karena umat/jemaat mendengarkan nasihat Pastor dan Pendeta.

Misalnya, di Distrik Akat, Pastor Vesto Maing terlibat dalam mengawal Sekolah Dasar di kampung-kampung di Distrik Akat. Ia hadir di SD YPPK St. Martinus de Pores Ayam, SD YPPGI Ayam, SD Persiapan Negeri Cumnew, SD Inpres Manepsimini, SD Inpres Fakan, SD Inprs Beco, SD Inpres Yuni dan SD Inpres Buetkwar. Setiap kali pelayanan pastoral (kunjungan umat dan perayaan Ekaristi), Pastor Vesto akan mengunjungi sekolah dan berbicara dengan para guru. Contoh lain, di SD Inpres Beriten dan SD Inpres Buetkwar, Pendeta harus ikut mengajar di sekolah karena jumlah guru terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun