Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berkenalan dengan Perempuan Pertama Kepala Kampung Simini di Asmat

7 Juni 2018   10:10 Diperbarui: 7 Juni 2018   15:38 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dorce Tojim bersalaman dengan Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM pada saat penutupan Pelatihan SPM dan MBS di Ayam, Akat, 23 Mei 2018. Dok. Pribadi.

Di masa kepemimpinannya sebagai Kepala Kampung Simini, Dorce memberikan perhatian serius pada pendidikan dasar bagi anak-anak Kampung Simini. Ia sendiri mencari anak-anak dari rumah ke rumah dan mengantarnya ke sekolah.

"Saya kasih perhatian pada pendidikan anak-anak kampung. Kalau anak-anak tidak mau ke sekolah, saya cari di rumah masing-masing dan antar ke sekolah. Kalau orang tua bawa anak ke dusun, saya pergi cari di dusun dan bawa pulang anak-anak ke kampung dan antar mereka ke sekolah," tuturnya.

Dorce menyadari bahwa tindakannya berisiko. Ia membawa pulang anak-anak dari bevak ke kampung, itu berarti dirinya harus menanggung makan-minum anak-anak tersebut. Meskipun berat, Dorce tetap melakukannya, karena dirinya yakin bahwa hanya dengan pendidikan, anak-anak Kampung Simini bisa maju.

"Saya bawa pulang anak-anak dari bevak ke kampung. Di kampung, anak-anak tinggal dengan anggota keluarga mereka. Kalau, semua keluarga ke bevak, saya urus anak-anak itu. Saya kasih makan dan minum. Biasa juga saya kasih beras untuk mereka masak," kisahnya.

Bukan hanya pendidikan, Dorce juga memperhatikan pelayanan kesehatan. Ia mengalokasikan anggaran dari Dana Kampung untuk pemberian makanan bergizi bagi anak-anak balita.

"Kalau Dana Kampung cair, saya serahkan 10 juta. Uang itu dikelola oleh suster untuk pemberian makanan bergizi bagi anak-anak. Pada saat mau kasih makan, suster biasa panggil saya. Kami kasih makan anak-anak," tuturnya.

Maraknya pernikahan usia dini pada anak-anak perempuan Asmat menyayat hati Dorce. Dengan raut senduh, ia berharap anak-anak perempuan Asmat harus bersekolah supaya memiliki masa depan yang cerah.

"Anak-anak perempuan Asmat harus sekolah. Mereka bisa menjadi guru dan suster untuk melayani orang Asmat. Mama-Mama Asmat harus jaga anak-anak perempuan. Kalau anak-anak tinggal di asrama atau dengan keluarga di Agats, Mama-Mama juga harus ikut ke Agats untuk jaga supaya anak-anak betah dan tidak kembali ke kampung. Jangan biarkan anak-anak perempuan sendiri," tuturnya bersemangat.

Dorce Tojim bersalaman dengan Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM pada saat penutupan Pelatihan SPM dan MBS di Ayam, Akat, 23 Mei 2018. Dok. Pribadi.
Dorce Tojim bersalaman dengan Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM pada saat penutupan Pelatihan SPM dan MBS di Ayam, Akat, 23 Mei 2018. Dok. Pribadi.
Dorce sadar bahwa kemajuan kampung sangat ditentukan oleh pendidikan. Apabila anak-anak Kampung Simini bisa sekolah, kelak mereka akan menjadi pemimpin tangguh, tetapi kalau mereka tidak bersekolah, maka masa depan Kampung Simini akan suram.

Karena itu, ia mengajak Ketua RT dan Linmas untuk mendorong anak-anak Kampung Simini ke sekolah.

Meskipun menjabat kepala Kampung Simini, Dorce tetaplah seorang perempuan Asmat. Sebagaimana umumnya perempuan Asmat lainnya, ia mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga dan menghidupi keluarga. Ia menjabat Kepala Kampung Simini, sekaligus kepala rumah tangga lantaran suaminya telah meninggal tiga tahun silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun