Khaled menjelaskan gereja itu direnovasi beberapa kali. Pada abad ke-7, terjadi gempa dasyat menghanxurkan gereja tersebut, lalu pada tahun 1933, pastor-pastor Fransiskan dari Italia membangun kembali gereja dan mengolanya hingga saat ini.
Di dalam gereja kami menemukan batu-batu mozaik zaman dahulu. Selain itu, ada juga sygha atau bekas makam Nabi Musa.
Pimpinan Gereja Katolik sedunia, Mendiang Paus Johanes Paulus II berkunjung ke tempat ini dan mengadakan Misa serta menanam pohon zaitun sebagai simbol perdamaian, pada tanggal 19 Maret 2000
Gunung Nebo kinin menjadi pusat wisata rohani sejumlah agama besar dunia karena menjadi salah satu bukti penting sejarah masa lalu.
Saat disana kami menjumpai para peziarah dari berbagai negara baik dari Asia, America, Australia, Eropa dan Afrika.
![Rombongan Wisata Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/20/img-20181220k-5c1b60b3bde5757c3c163de6.jpg?t=o&v=555)
Setelah itu, kami pun bergerak Kota Amman untuk makan siang di rumah makan China, satu-satunya restorant yang menyajikan menu makan khas Asia.
Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke Tiberias tempat dimana Tuhan Yesus banyak berkarya dan melakukan banyak mujizat. Untuk itu, ikutilah kisah selanjutnya, "Dua Malam di Tiberias, Kunjungi Jejak Sejarah dan Mujizat Tuhan Yesus."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI