Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melihat Hamparan Tanah Perjanjian dari Puncak Gunung Nebo di Yordania

20 Desember 2018   16:33 Diperbarui: 20 Desember 2018   20:52 2442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan Ziarah Rohani Raja Ampat ke Yerusalem(Dokpri)

Khaled menjelaskan gereja itu direnovasi beberapa kali. Pada abad ke-7, terjadi gempa dasyat menghanxurkan gereja tersebut, lalu pada tahun 1933, pastor-pastor Fransiskan dari Italia membangun kembali gereja dan mengolanya hingga saat ini.

Di dalam gereja kami menemukan batu-batu mozaik zaman dahulu. Selain itu, ada juga sygha atau bekas makam Nabi Musa.

Pimpinan Gereja Katolik sedunia, Mendiang Paus Johanes Paulus II berkunjung ke tempat ini dan mengadakan Misa serta menanam pohon zaitun sebagai simbol perdamaian, pada tanggal 19 Maret 2000

Gunung Nebo kinin menjadi pusat wisata rohani sejumlah agama besar dunia karena menjadi salah satu bukti penting sejarah masa lalu.

Saat disana kami menjumpai para peziarah dari berbagai negara baik dari Asia, America, Australia, Eropa dan Afrika.

Rombongan Wisata Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)
Rombongan Wisata Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)
Usai mengelilingi puncak Gunung Nebo kami bergerak ke sebuah toko souvenir yang menjajahkan berbagai perhiasan ciri khas Gunung Nebo.

Setelah itu, kami pun bergerak Kota Amman untuk makan siang di rumah makan China, satu-satunya restorant yang menyajikan menu makan khas Asia.

Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke Tiberias tempat dimana Tuhan Yesus banyak berkarya dan melakukan banyak mujizat. Untuk itu, ikutilah kisah selanjutnya, "Dua Malam di Tiberias, Kunjungi Jejak Sejarah dan Mujizat Tuhan Yesus."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun