Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melihat Hamparan Tanah Perjanjian dari Puncak Gunung Nebo di Yordania

20 Desember 2018   16:33 Diperbarui: 20 Desember 2018   20:52 2442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandar Udara Internasional Queen Alia, Amman, Jordania (dokpri)

Perjalanan ke Dubai memakan waktu kurang lebih 8 jam dan kami tiba Dubai kurang lebih pukul 06.00 subuh waktu Arab Saudi.

Setelah transit selama satu jam kami meneruskan perjalanan dengan pesawat yang sama ke Bandar Udara International Queen Alia, Kota Amman Jordania. Perjalanan ke Jakarta ke Jordania plus transit di Dubai kurang lebih 14 jam.

Udara dingin menyambut kami saat menginjakkan kaki di Jordania, negara kerajaan di tepi Barat Sungai Yordan. Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, Iran di timur-laut, Suriah di utara dan tepi Barat dan Israel di Barat.

Bandar Udara Internasional Queen Alia, Amman, Jordania (dokpri)
Bandar Udara Internasional Queen Alia, Amman, Jordania (dokpri)
Sebuah bus pariwisata berwarna putih menunggu kami dengan Tour Guide, Mr. Khaleb di gerbang Bandar Udara Internasional Queen Alia. Pagi itu, gerimis bercampur kabut tipis menyelimuti bumi Yordania.

Kami pun bergegas menuju bus. Gunung Nebo menjadi tempat pertama agenda kami dalam Ziarah ke tanah suci Yerusalem.

Di dalam bus, Khaleb, yang berasal dari Kota Salt yang berjarak 30 Km dari Yordania itu menjelaskan profil singkat negara Kerajaan Yordania. Termasuk menjelaskan latar belakang nama Bandar Udara International Queen Alia.

Menurutnya, nama bandara itu diambil nama istri ketiga Raja Hussein dari Yordania yang berasal dari Palestina, Ratu Queen Alia dan mengalami kecelakaan dengan helikopter dan meninggal dimana bandara ini dibangun pada tahun 1983.

Khaleb juga menjelaskan panjang lebar sejarah kerajaan, ekonomi dan sosial budaya masyarakat Yordania.

Sambil mendengarkan penjelasan Khaleb yang pernah belajar bahasa Indonesia di kota gudek, Jogjakarta ini selama kurang dua bulan pada 2017 ini, kami juga disuguhkan pemandangan menarik dipinggir kiri kanan jalan raya menuju Gunung Nebo.

Disepanjang perjalanan, kami menyaksikan hamparan padang pasir. dibeberapa tempat tertentu yang kami lewati terdapat pemukiman penduduk. Misalnya di Maadaba. Khaleb menjelaskan Maadaba itu artinya tanah yang subur.

Selain pemukiman kami juga melihat lahan perkebunan zaitun, tanaman khas wilayah timur tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun