Perjalanan ke Dubai memakan waktu kurang lebih 8 jam dan kami tiba Dubai kurang lebih pukul 06.00 subuh waktu Arab Saudi.
Setelah transit selama satu jam kami meneruskan perjalanan dengan pesawat yang sama ke Bandar Udara International Queen Alia, Kota Amman Jordania. Perjalanan ke Jakarta ke Jordania plus transit di Dubai kurang lebih 14 jam.
Udara dingin menyambut kami saat menginjakkan kaki di Jordania, negara kerajaan di tepi Barat Sungai Yordan. Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, Iran di timur-laut, Suriah di utara dan tepi Barat dan Israel di Barat.
Kami pun bergegas menuju bus. Gunung Nebo menjadi tempat pertama agenda kami dalam Ziarah ke tanah suci Yerusalem.
Di dalam bus, Khaleb, yang berasal dari Kota Salt yang berjarak 30 Km dari Yordania itu menjelaskan profil singkat negara Kerajaan Yordania. Termasuk menjelaskan latar belakang nama Bandar Udara International Queen Alia.
Menurutnya, nama bandara itu diambil nama istri ketiga Raja Hussein dari Yordania yang berasal dari Palestina, Ratu Queen Alia dan mengalami kecelakaan dengan helikopter dan meninggal dimana bandara ini dibangun pada tahun 1983.
Khaleb juga menjelaskan panjang lebar sejarah kerajaan, ekonomi dan sosial budaya masyarakat Yordania.
Sambil mendengarkan penjelasan Khaleb yang pernah belajar bahasa Indonesia di kota gudek, Jogjakarta ini selama kurang dua bulan pada 2017 ini, kami juga disuguhkan pemandangan menarik dipinggir kiri kanan jalan raya menuju Gunung Nebo.
Disepanjang perjalanan, kami menyaksikan hamparan padang pasir. dibeberapa tempat tertentu yang kami lewati terdapat pemukiman penduduk. Misalnya di Maadaba. Khaleb menjelaskan Maadaba itu artinya tanah yang subur.
Selain pemukiman kami juga melihat lahan perkebunan zaitun, tanaman khas wilayah timur tengah.