Mohon tunggu...
Petra Teofani
Petra Teofani Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Senja tak pernah menguasai hari, namun ia mengguratkan rindu pada sanubari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ketika Aku Mencintai Api (2)

21 Agustus 2019   10:00 Diperbarui: 19 November 2020   22:51 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/chmz3ikt7pmieo

------------------------------

Ke sudah menunggu. Duduk manis di kursi dekat meja kasir. Ibunya tak terlihat di dekatnya, begitu pula anjingnya. Senyum manis merekah di bibirnya yang merah muda seperi mawar mekar tatkala melihatku menyeberang dari hotel menuju kedai. Kurasakan jantungku berdegup kencang di balik jumper biruku.

"Ari Lasso!" Suara renyahnya menyambutku, bahkan sebelum aku sempat membuka mulut menyapanya.

"Hai fansku, mau minta tanda tangan?"

Tawa manisnya meledak, memenuhi telingaku. Astaga itu adalah suara terindah yang kudengar hari ini.

"Kau lucu. Sudah lama aku tidak tertawa seperti ini."

Pujiannya membuat jantungku berdebar tambah keras. Kupikir bakal copot.

"Kau mau pesan apa?" Suara Ke memecah lamunanku.

"Maksudnya?" Tanyaku seperti orang linglung.

Ke memutar bola mata, geli, "Tujuan orang datang kesini untuk memesan kopi. Namanya saja kedai kopi."

"Ah... ya, aku mau pesan...." Aku mencoba mengingat daftar menu kopi, namun entah kenapa otakku benar-benar buntu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun