Mohon tunggu...
Peter Lau
Peter Lau Mohon Tunggu... -

Peter Lau at www.peterlauseminar.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Prinsip Mengajar Anak Membaca sejak Balita

18 Juli 2018   23:16 Diperbarui: 19 Juli 2018   00:27 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(childteaching.com)

Saya sering menemukan bahwa kondisi demikian membuat anak-anak stress sehingga bukan semangat dan prestasi yang diperoleh, namun justru penurunan semangat belajar dan kehilangan tenaga untuk mampu menangkap pelajaran di kelas dengan baik,dan ada kasus tertentu seorang anak justru menjadi benci kepada pelajaran.

Situasi yang tidak mendukung anak ini bukan hanya terjadi di sekolah kami, tetapi saya yakin juga terjadi di beberapa sekolah yang lain. Bercermin kepada hal ini, dan berdasarkan akibat buruk di masa depan, maka orangtua harus menyadari bahwa anak kita tetaplah seorang anak.

Artinya, sebagai orangtua, kita musti menyadari bahwa anak kita itu terbatas, ia belum memiliki tenaga dan kekuatan seperti orang dewasa. Ia memerlukan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan dirinya terhadap sesuatu dan ia adalah pribadi yang memerlukan kehidupannya sebagai seorang anak kecil, bermain,berimajinasi dan melakukan aktivitas yang ia suka serta menikmati waktu pribadinya.

Saya tidak tahu anda setuju dengan saya atau tidak, namun saya berpendapat bahwa anak saya haruslah menikmati waktunya sebagai seorang anak. Itulah sebabnya, kami berusaha tetap memperlakukan ia sebagai seorang anak. Sekalipun ia harus belajar menulis dan membaca, kami tetap memberikan pelajaran "dalam porsi dan cara" sebagai seorang anak balita.

Keseimbangan proses pembelajaran dan kebutuhannya bermain, menonton film anak-anak, waktu tidur sebagai seorang anak menjadi prioritas bagi kami. Kami tahu bahwa yang terbaik bagi Josh adalah tetap melihat dan memperlakukan ia sebagai anak-anak.

 2. Gunakan metode belajar sambil bermain

Prinsip kedua ini merupakan lanjutan pemahaman dari prinsip pertama yaitu kembali kita mengingat bahwa anak balita kita adalah seorang anak-anak. Ia memiliki kondisi fisik dan perasaan dalam keadaan sebagai anak-anak. Sehingga ketika kita mengajar ia membaca ataupun proses belajar yang lain, gunakanlah metode belajar sambil bermain.

Dalam proses pembelajaran, orangtua harus kreatif dalam cara penyampaian materi sehingga tercapai kompetensi atau tujuan pembelajaran tersebut. Di sini, orangtua dituntut mampu berinteraksi dan mengajar dengan metode bermain yang bersifat edukatif dan aman bagi anak. Misalnya, topik pembelajaran tentang binatang. Tujuan yang ingin kita capai adalah anak kita mengerti jenis-jenis binatang dan mampu membedakan suara binatang.

Maka sebagai pengajar, kita dapat menggunakan metode "bermain peran". Orangtua dapat menirukan suara binatang tertentu, dan menyuruh anak untuk menebak ataupun ikut menirukan suara binatang tersebut. Jikalau orangtua dapat memainkan peran tersebut dengan baik, saya percaya anak kita pasti menyukai waktu dan proses belajar. Dalam prinsip ini, kita juga harus ingat satu hal yaitu ciptakanlah suasana belajar yang santai dan menyenangkan. Jikalau suasana tegang dan serius, anak kita akan ternganggu perasaan, mental dan pikirannya.

3. Jangan paksakan kehendak kita

Ada kalanya Josh tidak mau belajar. Ada waktu-waktu tertentu ia menolak untuk membaca dan belajar. Kami sebagai orangtua merasa bahwa tindakan paling tepat di saat itu adalah "biarkan" dia dengan keinginannya. Setiap kali ketika waktu belajar tiba, istri saya selalu menanyakan kepadanya apakah mau membaca atau belajar? Kami memang membiasakan dia mengambil keputusan sejak kecil. Saya ingat, sejak umur 1 tahun, kami selalu memberikan ia kesempatan untuk mengambil keputusan terhadap hidupnya, termasuk dalam hal belajar ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun