Mimilih Pulang  Kampung
Memilih kembali ke kampung halaman pada tahun 2007 untuk menyelamatkan plasma nutfah, Denassa kemudian mendirikan Rumah Hijau Denassa (RHD) yang lebih luas dikenal dengan sebutan RHD. Denassa kemudian semakin intens mengumpulkan literatur tentang lingkungan hidup. Semua literatur ini kini menjadi bagian dari koleksi di Perpustakaan Denassa.
[caption id="attachment_391257" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut Perpustakaan Denassa di Ruang Bimbi (Bimbi Room) Rumah Hijau Denassa (RHD)"]
Saat ini Denassa masih menyelesaikan bukunya tentang Sosiologi, Ekonomi, dan Kultual Tanaman kisah dibalik tanaman yang ada di Sulawesi khususnya dalam kultur Bugis-Makassar.
Brosur merupakan Koleksi Selain Buku
Selain buku, perpustakaan juga banyak menyediakan brosur, leatflet, dan aneka media publikasi.  Darimana brosur itu dimupulkan? Kita kembali ke tahun  1995-1996 ketika Denassa memiliki waktu luang sebelum melanjutkan pendidikan di universitas. Waktu-waktu itu dimanfaatkannya untuk menggeluti salah satu hobinya yang lain, mengumpulkan benda pos (filateli). Inilah rahasianya, Denassa sesungguhnya memiliki  kegemaran mengumpulkan. Mengumpulkan buku, prangko (dan benda pos lainnya), brosur, hingga kini dikenal sebagai penyelamat 'pengumpul' tumbuhan langka lokal dan endemik. Jadi brosur di Perpustakaan Denassa merupakan buah dari kegemarannya mengoleksi. Namun tentu saja ketelatenan merawat dan menjaganya menjadi kunci utama agar koleksi-koleksi itu bertahan dan dapat dimanfaatkan  (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H