Menang dalam kontestasi adalah harapan, tetapi kalau nasib berkata lain, ya harus legowo menerimanya.
Apalagi karena dalam pilkades ini, penulis tidak banyak mengeluarkan amunisi untuk merangkul masyarakat (karena memang ngak ada). Beda dari banyak calon yang, konon, telah mengeluarkan amunisi begitu besar, untuk sosialisasi. Puluhan bahkan ratusan juta.
Penulis, hanya mengeluarkan amunisi seadanya, cukup untuk menyediakan rokok atau kopi bagi tamu yang bertamu, misalnya.
Masukan
Banyak calon berharap, di era new normal sekarang, pilkades dipikirkan untuk digelar, agar tidak ditunda terlalu lama.
Nah jika keputusan diambil, untuk keamanan bersama, seorang rekan calkades, Â Drs. H. Frans Sopandi, MM, MBA, menyampaikan beberapa usulan.
1).Untuk menghindari adanya kerumunan, maka harus memperbanyak Jumlah TPS ; maksimal  300 orang calon Pemilih / TPS.
2).Per-TPS disiapkan dengan  5 bilik suara.
3).Semua Calon Pemilih diwajibkan menggunakan Masker.
4).Diusulkan/disarankan di tiap TPS harus ada tisu, hand sanitizer, sabun dan air mengalir.
5).Secara Teknis supaya tidak berkerumun  harus mengatur jadwal undangan bagi para calon pemilih dengan mengatur tatanan kursi di ruang tunggu dengan jarak minimal satu meter.
Keterannya:
1).Misal 1 desa dengan jumlah  4500 hak pilih, seandainya  untuk menghindari kerumunan terbagi 15 TPS = 300 hak pilih / TPS.