"Termasuk Pak Lurah?" tanya istrinya.
Raut wajah Ki Gapes berubah ketus, kemudian bersungut-sungut, "hah. Si lurah Mahtum itu? Dia mah si pengacau rencana. Tiap ngerencanain sesuatu sama dia mah suka jadi gak bener, ogah Ayah ngelibatin dia. Di pilkades tahun ini Ayah gak bakalan lagi bantuin dia, mendingan bantuin si Deden".
Beberapa saat Ki Gapes menenangkan diri dari kekesalannya barusan.
"Pada saatnya nanti, kalian juga akan tau apa yang Ayah rencanain. Kalian turuti saja apapun yang akan Ayah perintahkan pada kalian!" ucap Ki Gapes tersenyum sungging.
Istri dan anaknya Ki Gapes untuk beberapa saat hanya saling pandang dengan ekspresi keheranan.
*
Ki Gapes, Pak dokter desa, Pak sekdes (sekretaris desa), Pak RW 01, dan seorang dukun laki-laki yang berpenampilan seperti seorang tokoh agama yang biasa dipanggil Mbah sedang berkumpul di ruang tamu rumah Ki Gapes. Istri dan anak Ki Gapes pun turut serta dalam pertemuan itu.
Sebelumnya Ki Gapes sudah menjelaskan tujuan dari pertemuan ini, semuanya pun menyetujui untuk ikut terlibat dalam rencana Ki Gapes.
"Pak dokter punya kan data orang-orang yang punya alergi gatal di desa ini?" tanya Ki Gapes kepada dokter desa.
"Ada Ki", jawab Pak dokter desa.
"Nah jadi nanti gini. Kalo si Udin berobat, tangani aja seperti pasien alergi gatal seperti biasanya... Setelah si Udin pulang berobat, nanti anak saya akan menjenguk si Udin. Besoknya, anak saya akan mengunjungi rumah-rumah yang ditinggali oleh orang-orang yang memiliki alergi gatal selama seminggu penuh, sambil berpura-pura sebagai tim suksesnya calon kepala desa Pak Deden, anaknya Mbah", Ki Gapes menjelaskan.