Menyeberang Jalan Kemusuk Sawo
Cerpen Yudha Adi Putra
        Setelah pasar malam usai, lapangan jadi terbengkalai. Sampah berserakan. Kabel masih menjalar di tanah. Tenda pedagang kaki lima belum semua dibongkar. Lubang jalanan turut menghiasi. Genangan air selepas hujan semalam menjadi saksi. Kalau dulu, pernah ada keceriaan malam. Ramai hingga pergantian tahun.
        "Kemana mereka melanjutkan perjalanan ya ?"
        "Aku dengar, pasar malam akan pindah ke kecamatan sebelah."
        "Hidup dari malam ke malam ya, pasti melelahkan."
        "Kenapa begitu ?"
        Tak ada jawaban. Hanya kepulan rokok menghiasi pagi. Pisang goreng bersedia menemani. Dua lelaki itu tak tidur semalam. Sehabis meronda, mereka menuju sawah. Semalam hujan, takut sawah terendam banjir.
        "Untung saja. Sawah kita aman dari banjir. Sekarang, hujannya tak menentu."
        "Belum tentu aman dari hama lain. Lalu, burung itu ? Mereka juga perlu makan."
        "Pasti makan padi juga."