Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yayan Ingin ke Gereja

31 Januari 2023   11:05 Diperbarui: 31 Januari 2023   11:06 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa Pak Pendeta datang ke gereja sendiri ? Bu Pendeta dimana ?" tanya seorang Ibu. Maklum. Kalau berpelayanan. Biasanya, pendeta ditemani istrinya. Kalau sudah berkeluarga. Bahkan, sejak mahasiswa saja sudah bersama kekasih.

"Istri saya meninggal sepuluh tahun yang lalu. Saya tidak bersama istri saya. Tapi, saya selalu bersemangat kalau datang ke gereja yang belum pernah saya kunjungi. Itu impian istri saja. Pelayanan dan perjalanan ke tempat baru," kata Pak Eko. Ia mulai meraih gelas berisi teh yang masih rapat dengan tutupnya.

"Menyenangkan sekali memiliki pendeta yang senang berkunjung dan jalan-jalan," kata seorang Bapak paruh baya.

"Betul seperti itu, Pak ? Bukannya pendeta memang harus sering berkunjung dan bertemu jemaatnya ?"

"Tentu saja. Tapi, jarang pendeta mau seperti itu. Selalu sibuk. Pertemuan harus terjadwal. Semua harus sesuai keinginannya. Kalau dilawan, dia bilang pakai ayat pembelaan kalau dirinya utusan Tuhan !"

"Memangnya keinginannya apa?"

"Dia ingin di gereja bisa untuk penyandang disabilitas dan anak-anak. Padahal, itu akan menganggu jalannya ibadah. Masa, membaca Alkitab tadi dia tak jelas membaca. Ikut perjamuan, tapi kakinya pincang ? Terus, setiap khotbah minta diberikan penerjemah bahasa isyarat !" kata lelaki tua paruh baya tadi.

Pak Eko terdiam. Kesedihan dan harapan muncul bergantian, terasa hampa ia menatap tanda putih di lehernya. Ketika Pak Eko ingin berpamitan, ada seorang perempuan bersyal biru tiba-tiba masuk ke ruang konsituri.

"Apakah saya bisa bertemu dengan Pak Pendeta Eko ?" tanyanya pada seorang perempuan yang sibuk menghitung uang kolekte.

"Ini kali ketiga aku bertemu dengannya. Aku tidak mengenali. Kali pertama di sebuah halaman parkir gereja dan membawa sebuah buku," gumam Pak Eko.

Beberapa orang di ruangan itu seketika menghentikan pekerjaan. Pandangan mereka tertuju pada Pak Eko. Dengan penuh keheranan, tapi sungkan untuk bertanya. Siapa sebenarnya, bukankah tadi istrinya diceritakan sudah meninggal ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun