Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Queer Theory an Introduction

23 Oktober 2022   21:00 Diperbarui: 23 Oktober 2022   21:00 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Dalam bagian ini, terdapat pandangan feminisme berkaitan dengan adanya lesbian beserta perkembangan konteks yang membersamainya. Jagose menyebutkan dalam tulisannya. meskipun sejumlah kecil wanita selalu terlibat dalam pembebasan gay, dan jumlah lesbian yang sama kecilnya di gerakan perempuan, lesbian semakin merasa bahwa mereka terpinggirkan di keduanya. Ada bentuk respon untuk ketidakpuasan semacam itu yang dilakukan oleh kaum perempuan yang lesbian. 

Ketika gerakan gay dan perempuan berkembang di akhir 1960-an dan awal 1970-an, beberapa lesbian yang tidak pernah mengetahui, keberadaan pandangan sebagai feminis terus membantu dalam memiliki perjuangan akan keberadan mereka. Permasalahan yang direspon tentunya berkaitan dengan pengakuan serta pembebasan dalam berbagai gerakan mereka. Lesbian terus berorganisasi pada awalnya secara diam-diam, dan kemudian secara langsung tantangan mereka terhadap homofobia dan seksisme yang dilembagakan dari wanita dan gay gerakan pembebasan.

Tanggapan

 Dalam tanggapan kami, kelompok tertarik dengan pembahasan mengenai homoseksualitas dalam pengertiannya yang melibatkan pendapat dari narasumber. Hal ini memberikan bentuk apresiasi tersendiri bahwa mereka yang homoseksualitas dapat bersuara serta menyuarakan apa saja yang menjadi pendapatnya. Bentuk pandangan masyarakat terhadap mereka juga mengalami perkembangan. Dalam artian, kepekaan untuk memiliki keterbukaan terhadap mereka yang unik menjadi perlu. 

Ketika berbicara mengenai pandangan homoseksual, apa yang disampaikan menyebutkan berbagai latar belakang konteks yang membersamai. Sehingga keberadaan homoseksualitas itu tidak berada dalam konteks yang hampa. Akan tetapi, ada pandangan masyarakat serta berbagai hal yang turut mempengaruhi bagaimana keberadaaan homoseksualitas dapat diterima dalam masyarakat. Terkait dengan lesbian, tentu dalam tulisan menjadi menarik ketika dikaitkan dengan perjuangan gerakan feminsme sebagai kritik terhadap adanya budaya patriarki. Akan tetapi, ketika dilihat lebih lanjut tentunya tidak semua yang lesbian itu mengetahui apa itu feminisme. 

Belum tentu, mereka yang lesbian menjadi feminis. Feminsme dalam ranah tertentu tidak berkaitan langsung dengan lesbian. Hanya saja, dalam menyuarakan gerakan feminismen menjadi kritik terhadap dominasi budaya patriarki. Sehingga belum tentu yang lesbian itu feminis. Ketika berbicara mengenai perjuangan homoseksual, menjadi penting untuk memperhatikan bentuk perjuangannya dalam berbagai ranah kehidupan. Kelompok setuju, sehingga keberadaan mereka menjadi setara dalam berbagai hal. Mendapatkan akses untuk hidup, politik, hingga pada mengembangkan diri dengan berbagai kompetensi yang dimiliki.

 

Pustaka

 

Annamarie Jagose. Queer Theory: An Introduction. New York: Melbourne University Press, 1996.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun