Mohon tunggu...
Eka Murti
Eka Murti Mohon Tunggu... -

Penikmat sastra dan pecandu teh hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Bukan Kuliner] Antara Aku, Kau dan Cilok

11 Juni 2016   14:27 Diperbarui: 11 Juni 2016   14:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Oh, kalau itu sih karena saya mau ngasih cilok sekalian, Mbak. Yang ini bukan dari Bandung tapi dijamin enak, bener deh,” sahut Pairun seraya menyorongkan sebuah baskom.

Sekar takjub melihat begitu banyak cilok dihadapannya. Dan menerima baskom itu dengan penuh suka cita.

“Oke. Karena ini hari Rabu jadi saya terima ciloknya. Terima kasih ya,” dan Sekar pun berlenggang meninggalkan Pairun yang sekali lagi terbengong-bengong karena pembicaraan tiba-tiba berhenti begitu saja.

Baru beberapa langkah Sekar berhenti dan berbalik, “Oh, satu lagi, kalau kamu masih mau ketemu saya lagi tolong itu berewok dipangkas dan dirapikan, jangan berantakan begitu.”

Dan kembali Pairun dibuat termangu. Bukan hanya karya tulisnya saja yang kena pangkas bahkan berewok pun juga kena. “Ternyata menjadi penulis sungguh tidak mudah,” batinnya.

Jkt 110616

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun