Tapi ingat, tanpa menyalahkan. Dan belajarlah untuk mengontrol emosi terlebih lagi ego. Jangan berpatokan menjadi yang paling benar, melainkan temukan cara terbaik. Dengan begitu kita telah membantu mereka untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya sehingga pikiran mereka akan tetap terbuka.
Jika ada sebab maka akan muncul akibat, begitulah hukumnya. Empati terhadap pemikiran seseorang mengharuskan kita berpikir dalam sudut pandang orang lain, khususnya mereka yang kita anggap keliru. Ini adalah hal yang sangat sulit, tidak menyadari bahwa kita sering keliru dalam menilai orang lain.
Padahal hakikatnya orang lain akan selalu memberi pelajaran berharga bagi kita entah itu dari pengalaman mereka atau hubungan interaksi-interdependensi mereka dengan kita, hanya saja jika kita mau dan mampu membuka pikiran tentang mereka.
Setidaknya kita mendapat banyak pelajaran dengan mendengar, banyak tau meskipun tidak banyak mengalami. Ada banyak problema di luar sana dan kita sebagai manusia harus lebih peka dengan tidak mengabaikan pengalaman subjektif yang dimiliki orang lain. Cermati dan amati, kita bisa membantu memulihkan orang lain dengan cara berpikir yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H