Pada bagian ini, revolusi mental yang ditawarkan adalah mental untuk selalu siap menghadapi perubahan karena perkembangan teknologi.
Kedua, WP harus lebih mengenal jenis pajak. Meski dengan sistem sebelumnya juga demikian, tetapi dengan MPN G2, WP dituntut lebih mandiri. Sistem sebelumnya masih memungkinkan teller melakukan koreksi kesalahan, karena teller melakukan input ulang atas semua isian yang ada di surat setoran. Dengan MPN G2, sepenuhnya diserahkan pada WP. Teller hanya menginput kode billing.
Sehingga, revolusi mental yang diharapkan adalah mental untuk mengetahui dan memahami sesuatu lebih dalam dan tidak sekedar tahu.
Ketiga, WP dituntut lebih teliti dalam menginput data karena mereka yang bertanggungjawab bila terjadi kesalahan. Tak ada lagi input ulang di bank persepsi.
Dengan ketelitian dan tanggung jawab tersebut, bila ditarik garis ke arah revolusi mental adalah mental untuk selalu teliti, tidak sembrono serta berani bertanggung jawab.
Keempat, mengirit kertas, go green. Tak ada lagi surat setoran rangkap 5, cukup satu atau dua lembar. Sila dihitung, berapa milyar lembar kertas yang bisa dihemat. Ini juga akan menghemat ruang penyimpanan arsip, dst.
Pada poin ini, revolusi mental yang terjadi sejalan dengan instruksi dan keinginan presiden yaitu efisiensi.
Kelima, menghemat waktu. Kalau selama ini WP harus antri di depan teller, MPN G2 menawarkan berbagai alternatif pembayaran pajak yaitu ATM, EDC atau fasilitas lainnya. Jika Anda kangen bertemu teller cantik pujaan Anda, MPN G2 masih memberikan pilihan ini, tapi dengan waktu yang lebih singkat.
MPN G2 benar-benar menghemat waktu teller ketika menginput ke aplikasi mereka. Jika sistem sebelumnya barangkali ada 6 isian dan masing-masing membutuhkan rata-rata 10 detik, sehingga satu transaksi membutuhkan waktu 60 detik, maka dengan MPN G2, teller cukup menginput satu kode billing yang perlu waktu tidak sampai 10 detik. Sehingga, kira-kira bisa menghemat 50 detik. Coba kalikan jika hari itu ada 100 transaksi. Pekerjaan menjadi lebih cepat dan hemat.
Dalam hitungan bisnis, MPN G2 menguntungkan pihak perbankan. Dengan MPN G2 mereka tak lagi membuat laporan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Ada banyak waktu dan tenaga yang bisa dialihkan untuk mengerjakan tugas lain yang lebih menguntungkan. Tak hanya di perbankan, KPPN (yang selama ini menangani penatausahaan penerimaan negara) juga tak lagi mengerjakan laporan karena dengan MPN G2, arus data langsung terpusat dan ditangani oleh KPPN Khusus Penerimaan di Jakarta. Sekali lagi, akan ada waktu dan tenaga di KPPN yang bisa dialihkan untuk mengerjakan tugas lain.
Dari poin terakhir ini, dapat disimpulkan, revolusi mental yang dikehendaki adalah mental untuk selalu menjaga efektifitas, memanfaatkan waktu untuk pekerjaan yang lebih produktif dan bekerja dengan cepat.