Oleh: Sigid Mulyadi, KPPN Pelaihari
[caption caption="Logo MPN G2"][/caption]
Mari kita buka KBBI. Disana, kata “revolusi” berarti perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang. Sedangkan, “mental” diberi pengertian sesuatu yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia.
Jika dirangkai, “revolusi mental” berarti perubahan radikal dalam hal batin dan watak manusia. Batin dan watak menurut saya lebih condong pada pola pikir, mindset, paradigma yang melahirkan perilaku, ucapan dan bermuara pada habit.
Bila kita setuju definisi diatas, maka sejatinya MPN G2 merupakan bagian dari usaha melakukan revolusi mental. Apa itu MPN G2?
MPN G2 singkatan dari Modul Penerimaan Negara Generasi Kedua. Ada yang menyebutnya billing system atau e-billing. MPN G2 menjadi salah satu quickwins Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Quickwins merupakan program unggulan yang dapat diselesaikan dengan cepat dan memberikan hasil dalam waktu singkat.
Dengan MPN G2, penyetoran pajak oleh wajib pajak (WP) tak lagi terhalang oleh jam loket layanan. Kapan pun dapat dilakukan dan bebas antri. Persis kita membeli tiket pesawat secara online. Buka website, registrasi, dapat kode bayar, bayar di ATM dan tiket akan terkirim ke email. MPN G2 mirip itu.
MPN G2 mengubah perilaku WP. Yang semula menyetor pajak secara manual lalu berubah harus menggunakan teknologi informasi (TI). WP “dipaksa” untuk mengenal dunia internet dan aplikasi berbasis web. WP digerakkan untuk belajar menggunakan TI. Dan kita tahu TI identik dengan perubahan, karena sifatnya yang berkembang cepat.
Lalu, apa saja “revolusi mental” yang ditawarkan oleh MPN G2?
Pertama, penggunaan TI. WP harus terhubung dengan internet, mempunyai email dan bisa mengakses portal billing berikut mengoperasikan menu di dalamnya.
Saya kira, MPN G2 merupakan program “E” (electronic) yang sudah diimplementasikan. Dengan “pemaksaan” penggunaan TI pada MPN G2, sedikit banyak akan mendukung program “E” yang lain.