Mohon tunggu...
Permata Perbendaharaan
Permata Perbendaharaan Mohon Tunggu... PNS -

Halaman Lomba Kehumasan Ditjen Perbendaharaan 2015. dibangun untuk meningkatkan pengenalan masyarakat Indonesia terhadap tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Money

MPN G2 adalah Revolusi Mental

8 Juli 2015   11:09 Diperbarui: 8 Juli 2015   11:20 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Sigid Mulyadi, KPPN Pelaihari

[caption caption="Logo MPN G2"][/caption]

Mari kita buka KBBI. Disana, kata “revolusi” berarti perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang. Sedangkan, “mental” diberi pengertian sesuatu yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia.

Jika dirangkai, “revolusi mental” berarti perubahan radikal dalam hal batin dan watak manusia. Batin dan watak menurut saya lebih condong pada pola pikir, mindset, paradigma yang melahirkan perilaku, ucapan dan bermuara pada habit.

Bila kita setuju definisi diatas, maka sejatinya MPN G2 merupakan bagian dari usaha melakukan revolusi mental. Apa itu MPN G2?

MPN G2 singkatan dari Modul Penerimaan Negara Generasi Kedua. Ada yang menyebutnya billing system atau e-billing. MPN G2 menjadi salah satu quickwins Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Quickwins merupakan program unggulan yang dapat diselesaikan dengan cepat dan memberikan hasil dalam waktu singkat.

Dengan MPN G2, penyetoran pajak oleh wajib pajak (WP) tak lagi terhalang oleh jam loket layanan. Kapan pun dapat dilakukan dan bebas antri. Persis kita membeli tiket pesawat secara online. Buka website, registrasi, dapat kode bayar, bayar di ATM dan tiket akan terkirim ke email. MPN G2 mirip itu.

MPN G2 mengubah perilaku WP. Yang semula menyetor pajak secara manual lalu berubah harus menggunakan teknologi informasi (TI). WP “dipaksa” untuk mengenal dunia internet dan aplikasi berbasis web. WP digerakkan untuk belajar menggunakan TI. Dan kita tahu TI identik dengan perubahan, karena sifatnya yang berkembang cepat.

Lalu, apa saja “revolusi mental” yang ditawarkan oleh MPN G2?

Pertama, penggunaan TI. WP harus terhubung dengan internet, mempunyai email dan bisa mengakses portal billing berikut mengoperasikan menu di dalamnya.

Saya kira, MPN G2 merupakan program “E” (electronic) yang sudah diimplementasikan. Dengan “pemaksaan” penggunaan TI pada MPN G2, sedikit banyak akan mendukung program “E” yang lain.

Pada bagian ini, revolusi mental yang ditawarkan adalah mental untuk selalu siap menghadapi perubahan karena perkembangan teknologi.

Kedua, WP harus lebih mengenal jenis pajak. Meski dengan sistem sebelumnya juga demikian, tetapi dengan MPN G2, WP dituntut lebih mandiri. Sistem sebelumnya masih memungkinkan teller melakukan koreksi kesalahan, karena teller melakukan input ulang atas semua isian yang ada di surat setoran. Dengan MPN G2, sepenuhnya diserahkan pada WP. Teller hanya menginput kode billing.

Sehingga, revolusi mental yang diharapkan adalah mental untuk mengetahui dan memahami sesuatu lebih dalam dan tidak sekedar tahu.

Ketiga, WP dituntut lebih teliti dalam menginput data karena mereka yang bertanggungjawab bila terjadi kesalahan. Tak ada lagi input ulang di bank persepsi.

Dengan ketelitian dan tanggung jawab tersebut, bila ditarik garis ke arah revolusi mental adalah mental untuk selalu teliti, tidak sembrono serta berani bertanggung jawab.

Keempat, mengirit kertas, go green. Tak ada lagi surat setoran rangkap 5, cukup satu atau dua lembar. Sila dihitung, berapa milyar lembar kertas yang bisa dihemat. Ini juga akan menghemat ruang penyimpanan arsip, dst.

Pada poin ini, revolusi mental yang terjadi sejalan dengan instruksi dan keinginan presiden yaitu efisiensi.

Kelima, menghemat waktu. Kalau selama ini WP harus antri di depan teller, MPN G2 menawarkan berbagai alternatif pembayaran pajak yaitu ATM, EDC atau fasilitas lainnya. Jika Anda kangen bertemu teller cantik pujaan Anda, MPN G2 masih memberikan pilihan ini, tapi dengan waktu yang lebih singkat.

MPN G2 benar-benar menghemat waktu teller ketika menginput ke aplikasi mereka. Jika sistem sebelumnya barangkali ada 6 isian dan masing-masing membutuhkan rata-rata 10 detik, sehingga satu transaksi membutuhkan waktu 60 detik, maka dengan MPN G2, teller cukup menginput satu kode billing yang perlu waktu tidak sampai 10 detik. Sehingga, kira-kira bisa menghemat 50 detik. Coba kalikan jika hari itu ada 100 transaksi. Pekerjaan menjadi lebih cepat dan hemat.

Dalam hitungan bisnis, MPN G2 menguntungkan pihak perbankan. Dengan MPN G2 mereka tak lagi membuat laporan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Ada banyak waktu dan tenaga yang bisa dialihkan untuk mengerjakan tugas lain yang lebih menguntungkan. Tak hanya di perbankan, KPPN (yang selama ini menangani penatausahaan penerimaan negara) juga tak lagi mengerjakan laporan karena dengan MPN G2, arus data langsung terpusat dan ditangani oleh KPPN Khusus Penerimaan di Jakarta. Sekali lagi, akan ada waktu dan tenaga di KPPN yang bisa dialihkan untuk mengerjakan tugas lain.

Dari poin terakhir ini, dapat disimpulkan, revolusi mental yang dikehendaki adalah mental untuk selalu menjaga efektifitas, memanfaatkan waktu untuk pekerjaan yang lebih produktif dan bekerja dengan cepat.

 

Disclaimer:

Tulisan merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pandangan organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun