Mohon tunggu...
Perawati Bte Abustang
Perawati Bte Abustang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Unimerz dan Mahasiswa Pendidikan Dasar Program Doktoral Jakarta

Dosen disalah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki ketertarikan dalam melakukan penelitian dan pengabdian yang dituangkan dalam tulis-tulisan dalam bentuk artikel utamanya terkait bidang pendidikan dan sosial. Tertarik pada kajian Multikultural, Karaktek, Literasi dan Kearifan Lokal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Multikultural terhadap Pembentukan Karakter Anak Sekolah Dasar di Ammatoa Kajang

18 Oktober 2022   23:27 Diperbarui: 18 Oktober 2022   23:43 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber:pinterpolitik.com)

 Karakter berkaitan dengan personaliti maksudnya adalah seseorang yang disebut berkarakter jika tingkah lakunya sesuai kaidah moral. Karakter dibentuk melalui proses pembelajaran dibeberapa tempat, seperti di rumah, sekolah, dan dilingkungan sekitar tempat tinggal. Pihak yang berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak yaitu keluarga, guru, dan teman sebaya. 

Dalam salah satu tulisan kolumnis di kompasiana, 17 Oktober 2022 tentang pendidikan multikultural dalam pembentukan karakter seorang siswa biasanya akan sejalan dengan perilakunya Bila siswa selalu melakukan aktivitas yang baik seperti sopan dalam berbicara, suka menolong, atau pun menghargai sesama, maka kemungkinan besar karakter siswa tersebut juga baik, akan tetapi jika perilaku siswa buruk seperti suka mencela, suka berbohong, suka berkata yang tidak baik, maka kemungkinan besar karakter siswa tersebut juga buruk.

Artinya bahwa budaya tabe‟ di Sekolah yang diaplikasikan siswa dengan baik akan mendukung keberhasilan program pendidikan karakter. Sebaliknya, akan menghambat jika budaya tabe‟ tidak teraplikasi dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa budaya tabe‟ di Sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap proses implementasi pendidikan karakter sehingga melahirkan siswa yang berkarakter. 

Menumbuhkan karakter merupakan gerakan nasional untuk membina generasi muda yang beretika, bertanggung jawab dan memiliki rasa kepedulian yang ditempah dalam dunia pendidikan. Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan sehingga siswa mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. 

Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action). Hasanin S.Pd menyatakan bahwa pendidikan multikultural dalam pembentukan karakter yang ada di SDN 351 di Ammatoa kajang ini menerapkan budaya lokal dan mengimplementasikan budaya tabe‟ ini dapat terwujud dalam lingkungan keluarga, masyarakat serta di sekolah.

Budaya tabe‟ di sekolah merupakan usaha dalam menciptakan dan menanamkan nilai-nilai karakter pada semua warga di sekolah, di antaranya membuat program atau kebijakan pendidikan karakter, membentuk budaya sekolah dan mengkomunikasikannya kepada semua pihak sekolah, memelihara nilai-nilai karakter, serta menghargai pencapaian dari setiap pihak di sekolah. 

Tabe‟ yang terjaga dalam diri siswa akan menumbuhkan nilai-nilai dasar yang disepakati secara nasional. Nilai-nilai yang dimaksudkan di antaranya adalah kejujuran, dapat dipercaya, kebersamaan, toleransi, tanggung jawab, dan peduli kepada orang lain” (Suyitno, 2012). Siswa yang berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan, menginginkan dan mencintai kebaikan, serta melakukan kebaikan. 

Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang (Muslich, 2011: 75). Alwisol  karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) secara implisit ataupun ekspilisit. 

Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai. Proses terbentuknya karakter, karakter yang dimiliki oleh seorang anak pada dasarnya terbentuk melalui proses pembelajaran yang cukup panjang. Karakter manusia bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Lebih dari itu, karakter merupakan bentukan atau pun tempaan lingkungan dan juga orangorang yang ada di sekitar lingkungan tersebut. 

Siswa tanpa karakter adalah manusia yang yang tidak memiliki jati diri. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial ialah mereka yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik. 

Mengingat begitu urgennya karakter, maka institusi pendidikan memiliki tangung jawab untuk menanamkan melalui proses pembelajaran menyesuaikan diri dengan standar sosial dan cita-cita internal terutama untuk menghindarkan rasa tidak puas dengan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun