Sebagai orang yang sulit berbohong, saya jawab semua pertanyaan itu secara gamblang. Tidak perlu ada yang saya sembunyikan wong Pilpres sudah usai dan sebagai influencer saya sudah memenangkan Jokowi. Tidak ada yang perlu saya sembunyikan bagaimana tim bekerja wong itu malah jadi kebanggaan juga bagaimana sebuah tim bekerja.
Maka kepada wartawan Tempo saya mengutarakan keheranan mengapa buzzer/influencer masih diberi kehormatan untuk tampil sebagai laporan utama? Majalah dengan "branding" ivestigasi kok laporan utamanya malah dominan pernyataan saya sehingga terkesan talking news.
Tetapi di luar semua itu, saya menjadi paham bagaimana Majalah Tempo bekerja saat mewawancarai narasumber seperti saya, yaitu "cherry picking", memungut pernyataan yang enak-enak saja sesuai bingkai yang telah ditetapkan sebelumnya di Newsroom. Sementara pernyataan yang pahit-pahit dan tidak sesuai, dibuang begitu saja, padahal di dalamnya boleh jadi berisi masukan mengenai kondisi media saat ini, meskpun pahit rasanya.
Karena pernyataan saya yang tidak sesuai framing-nya tidak dimuat di Majalah Tempo, maka saya muat sendiri sajalah.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H