Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengalaman Pribadi Diwawancarai Majalah Tempo

31 Agustus 2020   18:45 Diperbarui: 31 Agustus 2020   18:57 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang yang sulit berbohong, saya jawab semua pertanyaan itu secara gamblang. Tidak perlu ada yang saya sembunyikan wong Pilpres sudah usai dan sebagai influencer saya sudah memenangkan Jokowi. Tidak ada yang perlu saya sembunyikan bagaimana tim bekerja wong itu malah jadi kebanggaan juga bagaimana sebuah tim bekerja.

Maka kepada wartawan Tempo saya mengutarakan keheranan mengapa buzzer/influencer masih diberi kehormatan untuk tampil sebagai laporan utama? Majalah dengan "branding" ivestigasi kok laporan utamanya malah dominan pernyataan saya sehingga terkesan talking news.

Tetapi di luar semua itu, saya menjadi paham bagaimana Majalah Tempo bekerja saat mewawancarai narasumber seperti saya, yaitu "cherry picking", memungut pernyataan yang enak-enak saja sesuai bingkai yang telah ditetapkan sebelumnya di Newsroom. Sementara pernyataan yang pahit-pahit dan tidak sesuai, dibuang begitu saja, padahal di dalamnya boleh jadi berisi masukan mengenai kondisi media saat ini, meskpun pahit rasanya.

Karena pernyataan saya yang tidak sesuai framing-nya tidak dimuat di Majalah Tempo, maka saya muat sendiri sajalah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun