- Terus, bagaimana dengan orangtua ayah saat itu?
+ Marah besar, mereka mengusir ayah dan tidak mau menerima ibumu sebagai menantu mereka, sampai kamu akhirnya lahir.
- Bagaimana ketika kakek-nenekku melihat aku sebagai cucu yang mungkin diperlihatkan ayah-ibu kepada mereka untuk pertama kalinya?
+ Mereka tetap marah, bahkan tidak mau menerimamu sebagai cucunya.
- Gilaaa...! Tetapi, Yah, sekarang kakek-nenek dari pihak ayah itu baik sekali kepadaku.
+ Mereka dikalahkan oleh waktu dan kenyataan, bahwa kakek-nenekmu itu tidak mungkin bertahan dengan sikap kerasnya. Lagi pula kenyataan, bahwa kamu ternyata satu-satunya cucu perempuan di saat anak-anak lain, yaitu paman-bibimu, tidak ada yang memiliki anak perempuan.
- Jadi kakek-nenekku bangga karena aku cucu perempuan, begitu?
+ Ya, bisa jadi, tetapi kamu jangan GR dulu sebelum bertanya langsung kepada kekek-nenekmu di kampung sana.
Nah sekarang, bisakah kamu menyusun biografi singkat tentang ayahmu hanya berdasar cerita yang kamu gali sendiri?
Tentu bisa, sebab semua hasil penggalian itu adalah informasi penting yang bisa kamu ceritakan kembali. Ingat ya kunci lainnya, menulis biografi itu harus selalu menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu "dia" atau "nya" (jika jamak tentu saja "mereka"). Ganti nama ayahmu dengan kata ganti "dia" atau "nya".
Tapi, bagaimana kamu harus memulainya? Itu memang rahasia dapur penulis. Tetapi untukmu, saya akan membocorkan rahasia bagaimana cara menuliskannya, cara menulis sosok yang mencuri perhatian pembaca.