Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

[Serial Orba] Sedikit Mengenal Raden Ayu Siti Hartina

20 Desember 2018   19:29 Diperbarui: 20 Desember 2018   22:47 2075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenal nama RA Siti Hartinah? Ada sebagian yang tahu, tetapi yakinlah kebanyakan di antara kalian tidak tahu. Tahunya hanya RA Kartini saja, bukan?

Tetapi kalau saya sebut Ibu Tien Soeharto, kalian pasti teriak, "O... kalau itu sih saya tahu!"

Ya, Raden Ayu Siti Hartinah itu adalah Tien Soeharto, isteri satu-satunya "daripada" Soeharto, Presiden ke-2 Republik ini.

Gonjang-ganjing dan "bola panas" poligami yang dilempar Grace Natalie, boss PSI, sempat menjadi perbincangan hangat, bahkan cenderung panas, di media sosial.

Hujan kritik sampai perundungan tertuju pada Grace, tetapi di sisi lain ia juga dipayungi pujian atas keberaniannya melempar "bola panas" ini hingga mengundang mereka yang pro maupun kontra berdebat dari sisi masing-masing.

Sehat-sehat saja sih, namanya juga berdebat yang hanya sebatas perang pendapat. Mau tidak mau "algoritma pikiran" saya bekerja menautkan kata "poligami dengan Ibu Tien.

Mengapa Ibu Tien identik dengan "poligami". Ya, pada zaman Orde Baru saat suaminya berkuasa penuh dan penuh kuasa, tak ada seorang pun, bahkan media, yang bilang bahwa Ibu Tien sedang menentang poligami sebagaimana Grace Natalie.

Selain Ibu Tien tidak terang-terangan, demonstratif dan konfrontatif menentang poligami seperti Grace Natalie, ia cukup bercerita kepada lingkar dalam suaminya, khususnya yang berada di Golkar. Hasilnya adalah Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang melarang PNS dan ABRI berpoligami.

Bayangkan, larangan (yang menurut agama tidak dilarang) dimasukkan ke dalam Undang-undang tanpa gejolak apapun!

Itulah kehebatan Orde Baru! Di sisi lain, Ibu Tien memanfaatkan kehebatan "daripada" Orde Baru ciptaan suaminya itu dengan "memaksakan" keinginannya, yaitu melindungi kaum perempuan dari kesemena-menaan para lelaki yang mau kawin lagi.

Sesungguhnya, Ibu Tien tengah memagari dirinya sendiri agar Soeharto, suaminya, tidak "macem-macem", tidak minta izin beristeri lagi alias berpoligami. Tak ada buku atau risalah yang menyebutkan bahwa Ibu Tien mengkhawatirkan suaminya mengikuti langkah Presiden terdahulu yang beristeri lebih dari satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun