Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jangan Kalah, Sepeda Saja Internetan!

31 Oktober 2017   13:35 Diperbarui: 31 Oktober 2017   17:59 3441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penduduk Shenzhen memanfaatkan sepeda online (Foto: Pepih Nugraha)

Budaya menaruh sepeda pun terbentuk dengan sendirinya. Yang agak sopan, menaruh sepeda di tempat parkir, di bawah pohon yang terbuka, tetapi jangan taruh sepeda di rumput yang ada larangan untuk diinjak. Pokoknya asal terbuka dan terlihat pengguna lainnya saja. Jangan lupa mengunci kembali sepeda itu, yang berarti waktu sewa Anda telah selesai.

Selanjutnya tagihan bisa dilihat di deposit WeChat atau Alipay dengan ongkos sewa 1 Yuan atau sekitar dua ribu perak saja untuk sewa satu jam. Murah, bukan? Bandingkan dengan sewa sepada di Kota Tua Jakarta, pasti jauh lebih mahal karena jelas tidak "apple to apple" hehehe.... Tapi poinnya adalah, kalau Anda memiliki fisik sekuat pembalap sepeda profesional, maka uang sewa Rp2.000 itu sangat murah karena jarak tempuh yang bisa Anda capai lebih panjang!

Dengan dua ribu rupiah dan jika sepeda online yang Anda gunakan bisa menempuh 10 kilometer dalam sejam, maka Anda bisa berhemat 14 yuan atau Rp28.000 untuk jarak yang sama menggunakan taksi zaman kuda gigit besi.

Internet of Things

Prinsip dari Internet of Things alias IoT itu pada akhirnya bagaimana manusia dengan mesin bisa berkomunikasi, demikian sebaliknya, atau lebih maju lagi bagaimana mesin dengan mesin yang saling berkomunikasi menggunakan jasa baik Internet. Ini yang disebut "segalanya serba Internet" yang muaranya pada kemudahan orang memanfaatkan teknologi informasi untuk "menggerakkan" benda-benda.

Sepeda digital dan televisi tadi cuma contoh kecil saja yang dikembangkan Hiawei sebagai perusahaan ICT. Masih banyak lagi yang dikembangkan dengan memanfaatkan Internet berkecepatan tinggi untuk mengatur drainase, saluran air dan kilang minyak, eskalator atau lift pintar, alat-alat kesehatan dan alat bedah tubuh, sampai pada hal kecil seperti mendeteksi isi kulkas!

Foto: Pepih Nugraha
Foto: Pepih Nugraha
Semua itu ada sesi tersendiri untuk saya ceritakan. Sekarang mari kita lihat sepeda pintar berinternet yang dikembangkan di Tiongkok. Ternyata sepeda digital telah memasuki tiga generasi sejak pertama kali ada dalam kurun waktu yang lumayan singkat.

Tentu saja yang ingin saya ceritakan adalah perbandingan generasi ke generasi sepeda digital yang menggunakan aplikasi Huawei. Semuanya ada tiga generasi dengan fungsi, kemudhan dan kemanfaatan yang terus ditingkatkan dengan produsen sepeda digital Mobike.

Generasi Pertama Mobike dilengkapi sinyal atau sambungan GPRS yang otomatis berfungsi saat dikayuh alias bertenaga manusia. Kapasitas bateri yang tersedia 3.000mAh dengan rata-rata konsumsi bateri 58mAH sekali dikendarai. Jika sepeda digital itu digenjot seharian, maka akan menghabiskan energi 467mAh, sedangkan saat baterai bertenaga penuh dapat digunakan nonstop selama 6 hari.

Generasi Kedua Mobike tentu lebih advance lagi dari generasi sebelumnya. Contoh baterai saja di mana kapasitasnya dua kali lipat menjadi 6.000 mAh yang berarti dengan daya tahan dua kali lipat alias 12-13 perhari. GPRS pun sudah bertenagakan matahari yang diserap panel surya yang ditempatkan pada alas keranjang sepeda. Energi yang digunakan perharinya sama, yakni 467mAh.

Generasi Ketiga Mobike. Ini yang paling maju. Tidak lagi menggunakan GPRS sebagai sambungan komunikasi, tetapi sudah menggunakan teknologi yang disebut NB-IoT dengan tenaga baterai. Kapitas baterai ditingkatkan menjadi 20.000 mAh yang berarti kapasitasnya tujuh kali lipat dari generasi pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun