Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jangan Kalah, Sepeda Saja Internetan!

31 Oktober 2017   13:35 Diperbarui: 31 Oktober 2017   17:59 3441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penduduk Shenzhen memanfaatkan sepeda online (Foto: Pepih Nugraha)

Tiga tahun sebelumnya, saya juga berada di kota yang boleh saya sebut "Silicon Valley"-nya Tiongkok, Shenzhen. Kota ini satu-satunya kota dengan atmosfer bisnis ICT yang pekat dengan keberadaan pabrik-pabrik perangkat modern seperti Huawei, ZTE, BYD atau Tencent, jauh melebihi Hongkong yang berjarak ibarat kata hanya sepelemparan batu saja dari Shenzhen. Namun yang membedakannya adalah sepeda!

Tiga tahun lalu, hampir tidak ditemukan sepeda berwarna kuning, jingga atau hijau muda berserakan di jalanan kota Shenzhen, di parkir rapi atau "berceceran" di tempat-tempat tertentu. Tetapi saat saya menginjakkan kaki Oktober 2017 lalu, betapa Shenzhen telah menjadi "lautan sepeda", khususnya sepeda dengan bentuk seragam sebagaimana yang saya jumpai di ruang pamer ICT Huawei.

"Itu sepeda online," kata resepsionis mobile,Cao Lang alias Kris saat menemani kami jalan-jalan. "Orang boleh menggunakan aplikasi penyewaan khusus sepeda dengan membayarnya menggunakan WeChat atau Alipay untuk waktu tertentu."

Selagi gadis Tiongkok yang semampai ini bercerita, saya membayangkan sepeda motor online (Go-Jek) di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, yang masih mendapat perlawanan dari Opang alias ojek pangkalan, apalagi kalau taksi online, di beberapa tempat malah disiksa secara fisik atau dipermalukan di depan umum. Di Tiongkok, sepeda online hadir untuk memudahkan mobilitas penduduk bepergian dengan harga supermurah, tanpa polusi pula.

Di Shenzhen, salah satu perusahaan penyewaan sepeda online menggunakan merek Mobike. Konon di sejumlah tempat di Tiongkok sepeda online ini sudah seperti "virus" yang mewabah, warnanya bisa jingga, kuning, hijau dan bahkan hitam. Keempat warna mewakili perusahaan yang berbeda. Jadi intinya, bukan hanya satu sepeda digital saja yang memperebutkan pangsa pasar ini.

Cara menggunakan alias menyewanya sangat sederhana, yang penting Anda punya aplikasi di ponsel pintar (di ponsel "bodo" tidak akan ada aplikasi ini), mengunduh aplikasi Mobike, sudah punya aplikasi WeChat atau Alipay dari Alibaba untuk pembayaran, tinggal cari sepeda yang "nganggur" di sembarang tempat. Selanjutnya, arahkan mata kamera ponsel ke barcode di sepeda yang mau Anda sewa itu.

Anda akan menemukan empat angka di layar ponsel dan tugas Anda selanjutnya memencet tombol fisik empat angka yang ada di kunci sepeda online itu. Tadaaaa...... kunci yang membelenggu sepeda pun terbuka. Anda tinggal memanjatnya tanpa harus tengok kanan kiri karena malu, di Shenzhen bahkan sudah menjadi style tersendiri.

Aplikasi sepeda digital yang lebih canggih keluaran Huawei sebagaimana yang dipajangkan di showroom ICT bahkan tidak harus mengisi 4 angka itu. Cukup tembak barcode di sepeda itu, maka kunci terbuka.

Sebagai tambahan, sepeda dengan menggunakan aplikasi yang diciptakan Huawei dilengkap tenaga listrik untuk menghidupkan GPRS yang dihasilkan dari panel surya. Di mana panel surya diletakkan? Ternyata menjadi alas keranjang sepeda berbentuk kotak yang berada di depan stang.

Penduduk Shenzhen memanfaatkan sepeda online (Foto: Pepih Nugraha)
Penduduk Shenzhen memanfaatkan sepeda online (Foto: Pepih Nugraha)

Jika saya menggunakan sepeda itu dari titik A ke titik B dengan jarak sekitar 5 kilometer, maka saya tidak harus repot-repot mengembalikan sepeda itu ke titik A, kasihan amat gue! Cukup saya letakkan saja sepeda itu di tempat terbuka (tapi jangan ditaruh di mobil box, nanti dikira mau dibawa pulang), beberapa saat kemudian sepeda itu akan digunakan pengguna aplikasi lainnya.Begitu seterusnya....

Perusahaan penyedia sepeda online tinggal melacak keberadaan propertinya dengan GPS yang sudah ditanam di setiap tubuh sepeda. Saya tidak bisa membayangkan kalau banyak berserakan sepeda "menganggur" seperti ini di Jakarta dengan warna-warna mencolok, mungkin setelah dipakai akan terus diparkir di garasi rumah masing-masing atau kalau tidak mau terlacak dijual kiloan sekalian hahaha....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun