Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kepada Siapa Lagi Kita Berterima Kasih Selain kepada 10 Benda Ini?

17 Januari 2016   16:32 Diperbarui: 17 Januari 2016   20:25 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya salah satu orang yang meyakini bahwa lebih banyak orang baik di Internet dibanding orang tidak baik yang ingin berniat jahat. Untuk alasan ini, saya tidak ragu mengembara di dunia maya yang segala rupa ada ini.

Saya tidak harus takut dengan orang yang ingin berniat jahat. Sebaliknya, saya juga tidak juga ragu terhadap orang baik yang memang dalam kesehariannya selalu berbagi hal-hal yang baik saja. Dalam pengembaraan batin di dunia maya yang mahaluas ini, saya menemukan ujaran bijak dan pemikiran sederhana; yakni berterima kasih. Kepada siapa ucapan rasa terima kasih itu harus kita sampaikan?

Salah satu "orang baik" di Internet yang saya temukan adalah sebuah nama; Empowered Presentations (EP)! Ia meninggalkan jejak-jejak kebaikannya di Slideshare, salah satu tempat di sudut Internet di mana saya biasa "mojok" menimba ilmu antarperadaban. Menimba ilmu dari siapa saja, dari orang-orang baik yang meninggalkan jejak kebaikan, seperti EP ini. Bahasannya agak berbau spiritualisme, alih-alih itu sebuah ilmu Marketing. Karena ini sebuah pendapat, maka kebenarannya tidaklah mutlak. Saya bisa mengiyakan, tetapi bisa juga menolak. Saya bisa menambahkan hal baru selain 10 benda yang harus diberi ucapan terima kasih itu.

Baiklah, agar kembara batin dan jelajah pikiran di dunia maya ini menemukan titik terangnya, segera saya uraikan ke-10 hal yang layak diberi ucapan terima kasih itu;

1. Cahaya matahari

Ada berapa banyak novel atau cerita fiksi yang saya baca dimulai dengan kemunculan mentari pagi, hadirnya sang fajar di Ufuk Timur, matahari yang bersinar cerah, dan seterusnya. Matahari menggambarkan awal kehidupan. Munculnya matahari di pagi hari sering diasosiasikan sebagai mulainya kehidupan, awal sebuah perjuangan sekaligus harapan.

Cahaya matahari inilah yang kemudian dinikmati orang di seluruh dunia. Petani bersuka cita karena berkat cahayanya tanaman mereka tumbuh subur. Pedagang kopi memulai dagangan larisnya di pagi hari, terus sampai siang nanti. Cahaya matahari itulah yang menerangi aktivitas seluruh umat manusia. Cahaya matahari adalah cahaya kehidupan.

Cahaya bintang gemintang pada malam hari tidak pernah diasosiasikan dengan khidupan, juga tidak bisa memberi kehangatan. Tetapi bagi saya yang kerap memandangi taburan bintang di langit, cahaya bintang memang tidak pernah menerangi Bumi seperti cahaya matahari, tetapi setidak-tidaknya memberi kehangatan di hati, bahkan mampu menerangi hati yang gelap. Setitik cahaya bintang di langit, juga sebuah harapan.

2. Mesin pencari

Anda juga harus berterima kasih kepada mesin pencari atau search engine ini. Tidak ada manusia modern sekarang ini yang tidak mengenal kata "Google". Mesin pencari ini seperti satu-satunya mesin pencari di jagat internet, padahal ada Yahoo!, Bing, Baidu, dan pada masa lalu ada Altavista. Atau mungkin nama nama yang saya sebutkan ini -- Aliweb, JumpStation, Infoseek, WebCrawler, Lycos, LookSmart --sudah tak kita kenal lagi.

Padahal, nama-nama itu adalah mesin pencari pendahulu juga sebagaimana Google yang kini berjaya, yang seakan-akan hanya satu itulah mesin pencari informasi di Internet. Bagaimanapun, kita memang layak berterima kasih kepada Google, atau kepada para penemu mesin pencari terdahulu, yang berkat mesin inilah pintu informasi dunia segera terbuka lebar. Kita tinggal memasuki dan memanfaatkannya. 

3. Pesawat udara

Sekarang ini, meski telah lahir koneksi Internet supercepat seperti 4G LTE atau bahkan di dunia lain sedang dikembangkan 5G LTE, tetap saja kecepatan itu hanya terjadi di dunia maya, kecepatan yang tidak bisa mengangkut barang atau manusia. Di dunia nyata, kendaraan yang bisa mengangkut manusia secara cepat, memindahkan satu titik di satu benua ke titik lain di benua seberangnya, tidak lain dari pesawat udara.

Tentu orang pada masa lalu berterima kasih kepada kuda, unta, gajah, pedati, mobil uap, kereta bara api, tongkang, perahu, dan segala turunannya yang lebih baik. Akan tetapi, saat ini tidak ada kendaraan lain selain pesawat udara yang bisa memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain secara cepat selain pesawat udara. Maka kita pun berterima kasih kepadanya! 

4. Alam

"Back to nature", kembali ke alam, itu kalimat yang sering saya dengar ketika manusia kota sudah jenuh kehidupan kota, ingar-bingar kaum urban yang seperti tak mengenal hari. Alam selalu identik dengan tetumbuhan hijau, tanah subur, pemandangan indah, dan air yang mengalir melimpah tanpa batas. Keindahan alam adanya nun jauh di desa sana, bukan di kota.

Maka selalu ada kerinduan untuk kembali ke kampung halaman, ke alam. "Naluri gajah mati" juga dimiliki manusia pengembara, yang saat-saat akhir hidupnya ada kerinduan untuk kembali ke kampung halamannya. Naluri gajah mati adalah mencari tempat kematiannya di mana dia dulu dilahirkan. Alam jugalah yang memberi kehidupan; mulai dari tumbuh-tumbuhan, hewan liar dan peliharaan untuk di makan, berbangsa-bangsa ikan di sungai dan lautan. Semua tersedia melimpah. Manusia tinggal mengelola dan mengupayakannya dengan bijak.

5. Surat elektronik

Orang menyebutnya surat elektronik (surel) atau e-mail saja. Pada masa lalu, saya pernah mengalami sendiri berkirim ratusan surat kepada sang kekasih, tidak terhitung naskah cerpen dan opini saya kirimkan par avion, by airmail, atau melalui pos udara misalnya. Ada beberapa surat putus hubungan yang juga saya terima, yang menandakan berakhirnya sebuah percintaan ala anak SMA atau semasa kuliah dulu.

Demikian perkasanya sebuah surat. Saya memang belum mengalami berkirim surat menggunakan jasa merpati pos, tetapi orang-orang terdahulu boleh jadi mengalaminya. Sekarang, urusan berkirim surat tinggal pijit tombol "send" di Microsoft Outlook, Gmail atau Yahoo Mail. Wusss..... dalam hitungan detik, surat dan isinya sudah diterima di belahan dunia sana, terbebas jarak, ruang, dan waktu. Wakru awal-awal menjadi jurnalis, saya dilengkapi peralatan "tempur" bernama "Starco".

Ya, itu nama lain dari "pager" atau alat penerima pesan. Nama "Starco" lebih dikenal daripada "pager" karena produsen inilah yang boleh dibilang pertama mengeluarkan "pager" di Indonesia. Starco juga berisi pesan pendek (sandek), pesan singkat (pesing), yang intinya tidak lain dari e-mail pendek. Sekarang peran Starco yang berumur pendek karena dihantam SMS itu sudah tergantikan oleh BBM, WA, LINE, Facebook Messenger dll.

6. Telepon seluler

Ini pengalaman saya pribadi melihat telepon selular untuk pertama kalinya, yakni sekitar tahun 1993 ketika masih bekerjad di Pusat Informasi Kompas. Waktu itu saya kedatangan salah satu Big Boss Kompas, August Parengkuan, yang sekarang menjadi Duta Besar RI untuk Italia. Saat itu Pak AG, demikian biasa kami memanggil, menenteng sebuah batu bata putih berbentuk kotak..... Oh bukan, itu sebuah mobilephone, bukan batako! "Batako" putih itu memiliki antena dan ada papan ketik untuk angka-angka di perutnya. Saya tercengang dan tak henti-hentinya berdecak kagum saat Pak AG memijit sebuah nomor dan mulai berkomunikasi dengan batako, eh... mobilepohone itu.

Saya tidak sempat bertanya itu barang apa gerangan. Ya, keterpanaan memandulkan keingintahuan saya. Sekarang, tidak ada orang yang tidak memegang telepon bergerak yang kini lebih dikenal sebagai ponsel itu, bukan? Saya punya ponsel pertama kalinya tahun 1996, mereknya Siemens S4. Harganya Rp 2 juta, sangat mahal saat itu.

Tetapi tenang saja, saya disubsidi kantor untuk memiliki benda itu. Hanya ada 3 fungsi pada ponsel lawas Siemens: pertama fungsi telefonik untuk menghubungi dan menerima panggilan, kedua fungsi berkirim pesan berkat fitur SMS, dan ketiga untuk menimpuk anjing gila yang sekali waktu bisa saja mengejar saya di kala bertugas di lapangan. Dengan ponsel yang besar dan berat itu, niscaya anjing gila akan pingsan jika kena timpuk ponsel saya.

7. Bak sampah

Bak sampah? Ya, mungkin tidak akan terasa penting betul bagi orang yang tidak paham lingkungan dan kebersihan. Tetapi di belahan dunia lain seperti Amerika, Eropa, dan Jepang, sampah adalah masalah. Menjadi bukan masalah ketika ada beberapa cara untuk mengolah sampah menjadi benda bermanfaat. Namun sebelum sampah itu sampai ke tempat-tempat pengolahan sampah untuk dipilah-pilah dan dimanfaatkan kembali, maka bak sampah memang "tangan pertama" untuk meneruskan sampah itu ke tempat lainnya. Kita boleh saja tidak setuju bahwa ucapan terima kasih harus disampaikan kepadanya. Silakan saja.

8. Ibu jari

Kedengarannya aneh, bukan? Bagaimana kita harus berterima kasih pada ibu jari? Apa alasannya sampai-sampai kita harus berterima kasih kepada ibu jari kita, dan bukan kepada mata atau hidung kita yang juga merupakan anggota tubuh kita? Ternyata ibu jari adalah "tokoh" paling dominan dalam menggenggam gelas kopi di pagi hari, mengangkat botol minuman, dan bersalaman. Bahkan untuk memuji orang lain, keberhasilan orang lain karena pencapaian tertentu, seringkali ibu jarilah yang berfungsi. "Two thumbs up", demikian sering dikatakan untuk memuji kehebatan orang lain yang tidak cukup mengangkat satu ibu jari.

9. Air mengalir

Mengapa udara tidak termasuk barang yang harus diberi ucapan terima kasih? Tentu ada alasannya. Tetapi air yang mengalir ternyata lebih pantas diberi ucapan terima kasih. Mengapa wahana antariksa yang mendarat di permukaan planet Mars selalu mencari air? Selalu diset di mana sumber air yang mengalir sekiranya berada? Lantas jika wahana antariksa itu memperoleh gambar yang diperkirakan aliran air, maka jadilah ia berita besar.

"Tenang, di Bumi kehabisan air, kita pindah ke Mars!" demikian pesannya kira-kira. Ya, karena air selalu disangkutpautkan dengan kehidupan. Dalam tubuh kita, juga mengalir air, bahkan ada yang mengatakan 80 persen dari tubuh kita itu adalah air. Anda boleh percaya boleh tidak.

10. Kebebasan 

Tentu saja kita layak mengucapkan terima kasih kepada "kebebasan" (freedom); kebebasan berkumpul, berserikat, mengeluarkan pendapat, dan seterusnya. Ada banyak orang yang ditabalkan tinta emas sejarah kehidupan karena memperjuangkan kebebasan ini. Abraham Lincoln dan Nelson Mandela hanya beberapa di antaranya. Berbagai negara mengadopsi kebebasan ini dalam konstitusi maupun undang-undang turunannya. Kebebasan menjadi milik pribadi, hak privasi setiap orang. Adalah langkah mundur jika ada orang-orang, lembaga atau bahkan negara yang justru membelenggu kebebasan rakyatnya.

Itulah sepuluh hal di mana kita --katanya-- harus berterima kasih kepada mereka. Kita boleh setuju-boleh tidak, pilihan dan kebebasan atas pilihan kita dijamin konstitusi. Versi saya tentu bisa lain. Versi Anda juga. Tergantung sudut poandang dan kayakinan, juga yang lebih berpengaruh; pengalaman. Saya sendiri harus berterima kasih kepada Allah, tuhan privat saya yang telah menciptakan saya.

Saya juga harus berterima kasih kepada orangtua saya --meski keduanya sudah tiada-- yang melahirkan kemudian membesarkan saya. Saya juga harus berterima kasih kepada kehidupan itu sendiri. Sebab ketika mati, sejatinya kita tidak bisa diambil manfaatnya lagi oleh orang lain, pun kita tidak bisa memberi manfaat kepada orang lain. Hanya selagi hidup sajalah kita menjadi "seseorang" yang dihargai karena kehidupannya.

Anda mungkin bisa saja berterima kasih kepada aparat kepolisian yang beberapa hari lalu telah berhasil melumpuhkan para teroris ISIS. Adakah yang berterima kasih kepada teroris ISIS itu? Mungkin saja ada. Bahkan banyak, mungkin. Ya, berterima kasih... karena dengan demikian teroris dianggap ISIS telah berhasil mengecoh aparat polisi, mempermalukan BIN, menampar pemerintah "kafir" nan "sekular" ini, dan aparat keamanan yang dikatakan tidak sigap terhadap aksi teror mematikan.

Silakan saja, tidak ada orang yang melarang untuk berterima kasih, bukan? Akan tetapi, ucapan terima kasih biasanya diberikan karena perbuatan baik, bukan kepada perbuatan laknat bin jahat. Anda tinggal pilih saja.

Kepada siapa kita harus berterima kasih, tenyata punya versi sendiri-sendiri. Termasuk versi Anda, tentu saja.

***

Bintaro, 17 Januari 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun