Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Soal Benar-tidaknya Analisis Itu Urusan Belakang

1 Januari 2015   16:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja jurnalistik adalah mencari dan mengungkap kebenaran hakiki, setidak-tidaknya mendekati kebenaran sesungguhnya. Sebagai orang beragama, tetap berpegang bahwa yang Maha Tahu Segalanya itu hanya Allah, Tuhan YME, sedang manusia hanya sekedar "mengira-ngira" (spekulasi), merekonstruksi, menganalisis, atau apa pun namanya, sebab tugas mulia para jurnalis (juga penulis warga) adalah memberi informasi yang benar (untuk saat itu) kepada pembaca seakurat mungkin!

Dalam perjalanan mencari kebenaran, semua usaha manusia atas peristiwa itu bisa salah, bisa juga benar. Maka dalam perjalanan manusia (jurnalis/penulis) menuju kebenaran hakiki itu, lahirlah berbagai bentuk laporan, tulisan, analisis, bahkan yang sifatnya spekulatif.

Apakah salah kalau saya berspekulasi soal hilangnya pesawat MH370 dengan menuliskannya dalam sebuah analisis? Tentu tidak salah, bukan, asalkan saya menyertakan sejumlah rujukan dan pendapat pakar yang sangat ahli di bidangnya. Siapa tahu spekulasi saya mengenai hilangnya MH370 bisa membuka babak baru pencarian lebih lanjut, memberi pemahaman mengenai berbagai kemungkinan lainnya yang belum terungkap. Kalau menunggu pesawat MH370 ditemukan terlebih dahulu di mana fakta dan kebenaran baru terungkap, tidak akan pernah ada analisis, pendapat, atau bahkan berita mengenai hal itu di berbagai media.

Dalam konteks inilah saya mengatakan "Soal benar-tidaknya analisis, itu urusan belakang".

Sebab, dalam pandangan saya, jangankan warga penulis, analisis pakar hebat sekalipun bisa salah, bukan? Jadi, kenapa harus takut salah?

Saya hanya takut tidak benar!

Salam...

**

Bintaro, Tahun Baru 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun