"Beneran sayang aku gak bohong sama kamu." belaku berkata jujur.
"Afifah sekali lagi aku tanya, kamu tadi ngapain aja?" Suaranya mulai meninggi, nampaknya dia begitu sangat marah.
Tapi apa salahku?
"Aku ya ngampus, bukannya kamu sudah tahu itu Zidan."
"Bohong! Kau sudah berani membohongiku Afifah." bentak Zidan.
Aku pun termenung dan terdiam, aku semakin dibuatnya tak mengerti. Sungguh tak mengerti apa maksud dari semua ucapannya.
"Kenapa diam! Kau sudah tahu apa kesalahanmu?" tanya Zidan.
"Salah aku apa sayang, dari tadi aku diam karena aku gak tahu dan benar - benar gak ngerti apa maksud kamu. Aku gak pernah membohongimu perihal apa pun Zidan."
"Kamu mau tahu salahmu apa? Oke sekarang aku tanya, tadi siang kamu bertemu lagi kan dengan pria asing itu?" tanyanya lagi dengan nada tinggi, aku begitu merasa sangat ketakutan melihat ia marah - marah seperti ini.
" Oh Angga maksud kamu? Tadi aku memang bertemu dengan ia di kantin tapi kita hanya ngobrol biasa aja sayang, dia hanya menanyakan perihal tugas kampus saat ia kemarin tidak masuk kelas karena sakit." Jawabku jujur karena memang seperti itu adanya.
"BERAPA KALI SUDAH AKU KATAKAN, JANGAN PERNAH DEKAT DENGAN PRIA MANA PUN. KARENA AKU TAK MENYUKAINYA!" bentak Zidan, aku hanya bisa diam menunduk dan menangis.